Timnas bermain imbang, apalagi karena kesalahan wasit, kecurangan lawan, atau hal lainnya, apa yang bisa kita sebagai fans lakukan?
Protes. Tentu bisa. Tapi apa yang biasanya terjadi? Kebanyakan kita cuma protes di media sosial. Kalau mau lebih serius, harusnya PSSI yang protes ke FIFA. Tapi mari kita jujur, seberapa besar dampaknya? Protes ke FIFA nggak banyak mengubah hasil pertandingan.
Marah-marah. Bisa juga, dan ini pasti terjadi. Kita luapkan kekesalan lewat kata-kata kasar, makian, dan segala sumpah serapah di kolom komentar atau cuitan. Bahkan, ada yang sampai nyerang akun media sosial pemain lawan, pelatih, atau federasi sepak bola mereka. Apa itu efektif? Tidak. Apalagi kalo makiannya dalam bahasa Indonesia, atau bahkan bahasa Inggris rasanya kurang tepat. Percuma,kan? Mayoritas pemain profesional, apalagi yang main di liga-liga besar Eropa, nggak baca komentar-komentar itu. Mereka fokus latihan, persiapan, dan pertandingan berikutnya.
Terus, apa lagi yang bisa kita lakukan sebagai fans Timnas?
Pertandingan sudah selesai. Wasit telah meniup peluit akhir. Hasilnya sudah nggak bisa diubah, kan?
Mau lapor ke Mahkamah Konstitusi? emang
Apa minta tolong ke paman atau saudara pejabat?
Atau pertandingan diulang kayak Pilpres? haha
Sayangnya, nggak ada opsi itu.
Jadi, apa dong yang bisa kita lakukan?
Masih ada beberapa hal positif yang bisa kita lakukan sebagai fans Timnas:
Jadi fans yang bijak. Menang, kalah, atau seri, kita tetap dukung Timnas. Semangat nggak boleh padam. Memang kita kecewa, tapi dukungan kita yang nggak kenal lelah sebuah hal yang akan membantu Timnas berkembang.