Pada terang purnama malam, kujejaki lorong temaram
Gugur melati menghias malam, berbincang ia pada kelam
Tak menjerit, tak menyesali, tak menanti, tak menyayangi
Di relung semesta jiwa, ialah fana tetap fana
.
Kenapa harus kau ratapi, tersenyumlah dengan syair
Tak salah kita berkelana, janganlah sampai terbiar
Bagai bayu membelai raga, hening semesta lirih
Kuselami batin sukma, tanpa duka, tanpa celah
.
Di penghujung cakrawala, menari jiwa dalam sapa
Mencari tafsir di batas maya, mengurai rindu pada asa
Tepian sunyi berdekap, antara ada dan tiada
Terbanglah kau, wahai lara, temui cahya di ujung sana
.
Bukan darah, bukan raga, hanya tinta mencurah kata
Menulis takdir tanpa jeda, merangkai harap dalam cita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H