Lihat ke Halaman Asli

Filterisasi Arus Globalisasi

Diperbarui: 9 Oktober 2016   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi, mungkin anda tidak asing dengan kata tersebut, sebab kebudayaan asing yang masuk dari luar dapat menyebabkan sifat keingintahuan menjadi meningkat. Banyak hal yang belum masyarakat awam tau mengenai objek-objek globalisasi yang masuk ke Indonesia, sehingga keiingintahuan mereka kerap kali dapat membahayakan diri sediri maupun orang lain. Seperti halnya penggunaan narkoba, banyak dari mereka berawal dari ingin merasakan apa itu yang dinamakan obat-obatan haram, yang selanjutnya dapat membuat pengguna menjadi ketagihan dan lama kelamaan dapat merusak organ-organ yang ada di dalam tubuhnya dan mengakibatkan kematian.

Perubahan gaya hidup pada era globalisasi 2016, memberikan dampak yang sangat signifikan, baik positif maupun negatif. Dalam hal ini, banyak pendapat dari kalangan pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum yang memberikan penjelasan mengenai dampak golbalisasi di Indonesia dalam hal perubahan sosial maupun budaya. Keberagamaan budaya yang dimiliki Indonesia sangatlah baik jika diaplikasikan kepada anak muda untuk menanamkan karakter kepribadiannya. Namun, mudahnya budaya dari luar yang masuk ke Indonesia dengan mudah mengatur pola pemikiran kalangan muda saat ini. Dapat ditengok dari aktivitas maupun kegiatan yang ada di kalangan remaja, banyak hal yang terjadi seperti pergaulan mereka di sekolah, mayoritas dari mereka sekarang krisis terhadap moral yang mereka miliki. Contohnya adalah dalam istilah Jawa, mereka kurang memiliki sifat “unggah-ungguh”  kepada orang yang lebih tua. Hal ini berdampak dalam kemerosotan untuk saling menghargai, sehingga  ke-egoan yang dimiliki memberikan respon negatif terhadap orang lain yang meresponnya dan dapat juga men-judge pelaku tersebut kurang sopan dan tidak disegani orang lain.

Kemungkinan kebudayaan asing yang masuk ke dalam Indonesia bertujuan dalam mencari kepopuleran terhadap kebudayaan yang mereka hasilkan kepada warga Indonesia, terutama kalangan muda yang masih labil dan belum menemukan jati dirinya. Mungkin mereka tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia, sehingga dengan mudah mereka menganalisa kebudayaan yang mereka tularkan dapat diterima dengan mudah terhadap warga Indonesia.

Selanjutnya didukung dengan sifat warga Indonesia yang selalu mencari pamor atau sanjungan dari orang lain, menyebabkan mereka selalu mengikuti terus tren-tren yang telah menjamur di kawah internasional. Untuk mencapai keinginan tersebut tidak banyak dari mereka melakukan tindak kriminal demi memuaskan hasratnya. Salah satunya kasus yang terjadi yaitu tidak lama akhir-akhir ini beredar berita Kapolsek Kebumen bunuh diri karena tidak bisa membayar hutang untuk menyekolahkan anaknya di sekolah calon bintara polisi atau yang biasa disebut secaba. Gengsi yang diliki oleh masyarakat Indonesia terbukti masih tinggi dan selalu ingin mencari pujian dari orang lain. Namun disisi lain, pengaruh globalisasi juga dibutuhkan seperti halnya yaitu kecanggihan teknologi yang tiap tahunnya selalu berkembang dan memiliki fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya. Jadi pengaruh globalisasi sebaiknya dapat kita ambil dari sisi yang positifnya dan terlebih dahulu apa tujuan, penyebab dan dampak yang diberikan dari pengaruh globalisasi.

Kekhawatiran penulis mengenai globalisasi yaitu rusaknya kebudayaan yang telah dilestarikan oleh Indonesia, ratusan tahun nenek moyang kita menciptakan kebudayaan Indonesia untuk dikenang. Namun, tidak lama ini kebudayaan-kebudayaan tersebut dilupakan oleh rakyat Indonesia terutama kalangan muda yang disebabkan kurang menghargai kebudayaan budayanya sendiri. Sehingga kebudayaan kita dapat dengan mudah diambil oleh “negara tetangga”. Identitas bangsa Indonesia yang harusnya dikenal oleh dunia menjadi milik identitas milik negara lain.

Untuk menyikapi permasalahan golbalisasi yang saat ini terjadi, penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk lebih saling menghargai terhadap segala bentuk sosial dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia lebih diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Jika hal tersebut diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan terbiasa untuk melakukan aktivitas dengan melestarikan kebudayaan kita sendiri. Serta untuk lebih bijaksana dalam menanggapi persoalan globalisasi menurut kebutuhan kita, objek tersebut dapat bermanfaat untuk kita atau malah menjerumuskan kedalam lubang kerugian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline