Beberapa malam yang lalu saat saya membeli rokok ke toko terdekat, ada dua cewek yang lewat sedang motoran, mereka pakai Mio J. Lalu, tetangga saya yang kebetulan ada di toko itu spontan bilang kalau dia cocok jika saya lamar. Penjaga toko reflek menyanggahnya, "itu sudah punya tunangan", katanya. Tak lama kemudian, wanita penjaga toko itu juga tanya ke saya, kapan saya akan tunangan.
Sebagai orang yang belum bertunangan, saya memang sering ditanya kapan akan tunangan. Baik oleh tetangga sendiri maupun dari teman yang lebih tua dari desa lain. Apalagi ketika lebaran, pernah kok saya sama kakak sendiri ditanya kapan mau tunangan.
Apalagi tadi malam salah satu anggota grup WA resmi menikah. Sekaligus, menjadikan anggota grup WA itu mengesahkan saya sebagai anggota yang masih jomblo. Maka semakin tak menutup kemungkinan menjelang lebaran tahun ini, nanti bakal ada yang tanya lagi kapan saya akan bertunangan. Dan, saya sudah menyiapkan jawabannya.
"Sedang memantapkan istikhoroh"
Misal nanti ketika lebaran saya sowan ke guru atau kiai, dan beliau tanya kapan saya akan tunangan karena saya cuma bawa rokok bukan istri, jawabannya simpel, "sedang memantapkan istikhoroh".
"Nanti, sampean langsung ke rumah"
Waktu itu, sore hari, saya membeli rokok ke toko terdekat tadi. Ada nenek famili di sana. Tiba-tiba beliau bertanya, kapan saya akan tunangan. Reflek saya menjawab "nanti setelah ashar sampean langsung ke rumah untuk bantu-bantu acara tunangan saya." Beliau tersenyum dan nggak nanya lagi.
Nah, jika nanti ada teman yang tanya demikian, saya akan jawab demikian lagi. Misal bertanya waktu maghrib saat bertamu lebaran, saya akan jawab "nanti setelah isya." Pokoknya sesuai waktu.
"Nanya lagi, emang siapa sih yang nyuruh?"
Ini jawaban untuk teman dekat yang sering bertanya kapan saya akan tunangan. Maka, saya nggak bakal sungkan bilang "nanya lagi, emang siapa sih yang nyuruh?"