"Pak, pertengahan Juli kita akan ekspor kernel lagi," begitu bunyi WA dari Didik.
Ia adalah marketing dari PT. Hutan Hijau Mas, perusahaan di Berau yang tahun ini sudah dua kali mengekspor kernel ke Malaysia.
" Ok pak, ditunggu email import permitnya, insya Allah tanggal 11 saya sudah di Berau lagi," jawab saya.
WA Didik saya baca saat sedang istirahat di rest area Pujon, dalam perjalanan ke kota Malang.
Kewajiban saya sebagai orang tua mengharuskan saya mengambil cuti, untuk mengantar anak laki-laki ku yang baru lulus Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) melanjutkan pendidikan di PPDU Malang. Belajar mandiri dan berpisah ribuan kilometer dengan keluarga. "Anak lelaki tak boleh dihiraukan panjang. Hidupnya ialah untuk berjuang. Jika perahunya telah dikayuh ketengah, ia tak boleh surut pulang. Meskipun bagaimana besar gelombang. Biarkan kemudi patah, biarlah layar robek, itu lebih mulia daripada membalik haluan pulang." -Buya Hamka-
Kembali ke kernel.
Ada yang tahu letak kabupaten Berau? Pasti banyak yang bertanya-tanya dimana letak Berau.
Tapi kalau menyebut Berau Coal, pasti semua orang tahu. Harap maklum, perusahaan batubara yang berdiri sejak 1983 ini memang menjadi penopang ekonomi kabupaten yang berada di Kalimantan Timur bagian utara ini.
Namun sekarang kabupaten Berau tidak lagi hanya mengandalkan batubara untuk ekspornya, berbagai macam produk turunan kelapa sawit sudah mulai menjadi alternatif komoditas ekspor. Salah satunya adalah inti kelapa sawit atau yang biasa disebut kernel.
Awal tahun 2018 ini 2.500 ton kernel senilai kurang lebih 14 milyar dari Berau telah dikirim ke Sabah Malaysia. Pertengahan Juli ini direncanakan sebanyak 1.000 ton inti kelapa sawit akan kembali di ekspor ke Malaysia. Sebelum ekspor dilaksanakan, akan dilakukan fumigasi dengan menggunakan Methyl Bromide sesuai dengan persyaratan negara tujuan.
Fumigasi merupakan salah satu tupoksi Karantina Pertanian berupa tindakan perlakuan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yang telah diregistrasi dan diaudit sesuai standar operasional prosedur yang dimiliki Barantan.