Lihat ke Halaman Asli

Zuansah Rachmat Munggaran

Kepala Telkom Rawamangun

Merangkul Teknologi Digital : Revolusi Agrikultur dengan Jaringan Sensor Nirkabel

Diperbarui: 14 Juni 2024   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : https://h2020-demeter.eu/

Jaringan sensor nirkabel mewakili pergeseran paradigma di bidang pertanian, menawarkan kemampuan pemantauan dan pengumpulan data secara real-time yang memberdayakan petani untuk mengambil keputusan yang tepat. Dalam pertanian, di mana faktor-faktor seperti kelembapan tanah, suhu, dan tingkat nutrisi sangat memengaruhi hasil panen, Jaringan sensor ini memberikan wawasan yang tak ternilai untuk pertanian yang presisi. Dengan menempatkan sensor secara strategis di seluruh ladang, petani dapat memantau kondisi dan mengoptimalkan praktik manajemen dengan akurasi dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di seluruh lahan pertanian Amerika yang luas, jaringan sensor ini semakin banyak digunakan dalam operasi pertanian jagung. Para petani memanfaatkan kekuatan jaringan sensor nirkabel untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Proses implementasi biasanya melibatkan pemasangan node sensor yang dilengkapi dengan berbagai sensor, seperti probe kelembaban tanah dan stasiun cuaca, yang didistribusikan di seluruh ladang jagung. Node-node ini berkomunikasi secara nirkabel dengan sistem kontrol terpusat, yang mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data kepada petani dalam format yang mudah digunakan.

Di Jepang, di mana pertanian padi tidak hanya menjadi mata pencaharian tetapi juga warisan budaya, adopsi jaringan sensor nirkabel mulai ramai dilakukan. Metode pertanian padi tradisional dilengkapi dengan teknologi mutakhir untuk mengatasi tantangan seperti kekurangan tenaga kerja, perubahan kondisi iklim, dan masalah kelestarian lingkungan. Implementasi teknologi jaringan sensor nirkabel di sawah Jepang melibatkan penempatan strategis node sensor yang dilengkapi dengan berbagai sensor untuk mengumpulkan data tentang kondisi tanah dan lingkungan. Node-node ini berkomunikasi secara nirkabel dengan unit kontrol pusat, yang memproses data dan memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti kepada petani melalui antarmuka yang mudah digunakan di ponsel cerdas atau komputer mereka.


sumber : https://www.e-kakashi.com/en/case/details01

Pada tahun 2021, Bouchaine Vineyards memperluas kemitraannya dengan Cisco dan memasang banyak sensor di seluruh kebun anggur. Sensor ini memungkinkan pembuat anggur Bouchaine untuk memvisualisasikan data tentang suhu, kelembapan, kelembapan tanah, dan kecepatan angin. Sensor di dalam tangki fermentasi dapat membantu mendeteksi kebocoran, memantau proses fermentasi, dan menunjukkan tren suhu.

sumber :  https://h2020-demeter.eu/interview-with-farmers-from-plantaze-participating-in-demeter/

Dengan pemanfaatan teknologi jaringan sensor pada agrikultura, masa depan studi pembangunan berkelanjutan dalam program (Sustainable Development Goals) yang di tetapkan oleh PBB dalam agenda pembangunan Pasca 2015, terutama goal nomor dua tentang  “Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik, serta mendorong pertanian berkelanjutan” semakin mampu untuk dicapai. Didukung kemajuan dalam teknologi sensor terkait konektivitas dan analitik data, akan mampu untuk mengatasi tantangan dan membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan keberlanjutan.

Di Indonesia, implementasi jaringan sensor nirkabel dalam pemantauan pertumbuhan tanaman sudah mulai diterapkan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi petani. Salah satu contoh nyata adalah sistem pemantauan pertumbuhan tanaman sayur menggunakan Smart Greenbox yang dikembangkan oleh mahasiswa Telkom University. Sistem ini menggunakan berbagai sensor untuk memantau variabel penting seperti kelembaban tanah, suhu, dan intensitas cahaya, yang datanya dikirimkan secara real-time ke basis data Firebase untuk analisis lebih lanjut.

Contoh lain adalah aplikasi e-Grower yang membantu mengelola data dari ratusan hektare lahan pertanian di Indonesia. Aplikasi ini menggunakan sensor untuk mengumpulkan data besar (big data) tentang kondisi lahan pertanian, seperti kadar keasaman dan oksigen tanah, serta menghubungkan komunitas petani dengan informasi pertanian yang relevan. Selain itu, teknologi seperti drone dan CCTV juga digunakan untuk pemantauan kondisi lahan dan tanaman secara lebih efisien.


Implementasi teknologi jaringan sensor nirkabel dalam pertanian ini tidak hanya membantu dalam pemantauan dan pengelolaan tanaman, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya, sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar bagi petani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline