Lihat ke Halaman Asli

Ingat ! Kitalah Pemuda Hari Ini

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara tentang pemuda tentu terbayang dibenak kita adalah seseorang yang kuat, yang tangguh, yang mandiri, berdikari dan rela berkorban. Kenyataannya apakah memang demikian ? setiap orang pasti akan menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda, dengan argumen yang berbeda-beda pula. Tapi mungkin  sebagian besar orang akan bertanya-tanya siapakah pemuda yang memenuhi kriteria berikut di zaman sekarang ini. Ya, memang di zaman sekarang ini sulit untuk menemukan pemuda dengan kriteria seideal demikian. Mungkin sebagian berpendapat tidak ada yang bisa diharapkan dari pemuda zaman sekarang, yang terkenal suka berleha-leha, berfoya-foya, bahkan tidak tahu akan tanggung jawab mereka untuk diri sendiri apalagi untuk bangsa.

Ayo kita telaah lagi, sedikit kita untuk mengingat kembali ke masa beberapa dekade lalu. Ingatkah Anda tentang sejarah perumusan naskah proklamasi ? ya, tentu Anda harus ingat karena ini adalah momen yang sangat penting bagi terbentuknya bangsa kita. Pertanyaannya, siapakah yang merumuskan naskah proklamasi ini ? ya, memang Bung Karno dan Bung Hatta sebagai The Founding Father yang merumuskannya. Tapi ayo kita ingat lagi siapakah yang memaksa mereka untuk segera memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini ? tentu kita sudah tahu jawabannya yaitu Pemuda pada saat itu.

Mari kita mundur beberapa dekade lagi tepatnya pada tanggal 28 Oktober tahun 1928. Beberapa orang yang dulunya tidak kenal satu sama lain berkumpul dalam satu tempat. Mereka berasal dari beberapa kelompok Organisasi yang bersifat kedaerahan yang dulu mereka sebut Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Dan Jong-jong lainnya. Namun dengan semangat yang tinggi untuk mewujudkan  persatuan Indonesia dan Kemerdekaan Indonesia mereka menggagas suatu pertemuan yang diwakili oleh orang dari masing-masing organisasi itu. Siapakah mereka yang menggagas terjadinya momen tersebut ? ya, lagi-lagi mereka adalah pemuda-pemuda bangsa khususnya  pemuda dari perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) pada saat itu. Sekarang momen itu diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Hari yang seharusnya para pemuda memiliki peran dominan dalam membawa pergerakan kearah yang lebih baik. Tentu masih banyak lagi perjuangan-perjuangan pemuda bangsa terdahulu yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu.

Baik, saatnya kita kembali pada masa sekarang. Sudahkan para pemuda bangsa saat ini sedemikian kerasnya berjuang seperti pemuda-pemuda terdahulu ? Mari kita bercermin, lihat diri kita sendiri dengan membandingkan perjuangan kita dengan pemuda-pemuda terdahulu , sudah pantaskah kita disebut sebagai pemuda-pemuda bangsa ? apapun jawabannya dalam kenyataan kitalah pemuda-pemuda hari ini. Secara tidak langsung dipundak-pundak kita telah dibebani tanggung jawab yang sangat besar untuk membawa Bangsa kita bertransformasi kearah yang lebih baik.

Dalam pepatah disebutkan bahwa sesungguhnya di tangan-tangan para pemudalah maju mundurnya suatu bangsa. Pantas saja Bung Karno berani mengungkapkan “Beri aku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia”. Karena memang begitu dahsyatnya pengaruh para pemuda bagi bangsa bahkan bagi dunia. Dalam beberapa pemberitaan Indonesia digadang-gadang memiliki potensi yang besar untuk menjadi bangsa yang tingkat perekonomiannya 5 besar dunia pada tahun 2030an apa sebenarnya orang-orang berani meramalkan hal tersebut ? lagi-lagi pemuda menjadi faktor utama untuk mencapai hal tersebut. Pada saat itu pemuda-pemuda usia produktif akan lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan usia non-produktif. Namun hal tersebut bisa menjadi pisau bermata dua yang tidak hanya berakibat baik namun bisa juga berakibat buruk apabila para pemuda saat ini tidak siap untuk bertempur tidak mau bersusah payah untuk mewujudkan impian luhur tersebut. Bahkan pada saat itu pemuda yang tidak produktif hanyalah sampah yang tidak layak berada di Indonesia.

Pertanyaannya adalah bisakah Indonesia menjadi bangsa seperti yang sudah diramalkan ? Kita harus jawab pertanyaan tersebut dengan lantang “Tentu Bisa”. Dalam pepatah dikatakan “Ala bisa karena biasa” ya, kita bisa mewujudkan hal tersebut asalkan kita biasa, sebagai pemuda hari ini kita harus membiasakan diri untuk berbuat baik, membiasakan diri untuk berkorban demi kepentingan bangsa, membiasakan diri untuk membuang masa-masa Muda kita yang kata orang-orang dianggap masa paling Indah. Namu apakah pembiasaan-pembiasaan itu akan mudah kita lakukan?, akankah pembiasaan-pembiasaan bisa segera dilakukan? Mungkin sebagian orang sudah terbiasa melakukan hal-hal tersebut. Namun bagaimana dengan orang-orang yang belum terbiasa? Tentu dalam setiap pembiasaan selalu ada barrier yang menghalangi. Kita harus hancurkan barrier tersebut dengan tangan-tangan kita. Paksalah diri kita untuk melakukan hal yang baik, paksa diri kita untuk meninggalkan indahnya masa muda, paksa diri kita agar kita terbiasa melakukan hal-hal yang baik dan sampai kita sadar akan tanggung jawab yang harus kita emban,tanggung jawab yang harus kita tunaikan sebagai pemuda-pemuda bangsa hari ini. Ingat diri kita sendirilah yang harus memaksa bukan orang lain. Bila sudah terbiasa maka kita akan bisa melakukan hal baik tanpa harus dipaksa lagi. Saya yakin bila pemuda-pemuda Indonesia bisa melakukan hal-hal demikian. Impian luhur bukanlah sekedar wacana lagi. Mari kita bangunkan raksasa yang sedang tidur saat ini dengan tekad dan semangat muda yang berapi-api. Semuanya demi Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

Hidup pemuda-pemudi Indonesia harapan Bangsa, Ingat ! Andalah pemuda hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline