Lihat ke Halaman Asli

Sri Kurnia

Mahasiswa

Meningkatkan Keterampilan Berpuisi dengan Metode Modeling

Diperbarui: 15 November 2022   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Puisi adalah jenis karya sastra yang gaya bahasanya ditentukan oleh irama, rima, dan susunan baris dan bait. Penulisan puisi dilakukan dengan bahasa yang cermat dan pemilihan kata yang tepat, sehingga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengalaman dan memberikan tanggapan yang spesifik melalui penataan bunyi, ritme, dan makna khusus. 

Puisi mengandung semua unsur sastra dalam tulisannya. Perkembangan dan perubahan bentuk dan isi puisi selalu mengikuti perkembangan selera, perubahan konsep estetika dan kemajuan intelektual manusia. 

Puisi mampu membuat ungkapan pikiran yang mempengaruhi perasaan dan mempertinggi imajinasi panca indera dalam susunan yang ritmis. Penyampaian puisi dilakukan dengan bahasa yang memiliki makna yang dalam dan menarik. Isi puisi merupakan rekaman dan representasi pengalaman penting yang dialami manusia. Metode pemodelan adalah proses pembelajaran

Berikan contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Misalnya membaca berita, membaca lafal bahasa (puisi), mengoperasikan instrumen memerlukan contoh agar siswa dapat melakukannya dengan benar. Perlu dipahami juga bahwa modeling tidak terbatas pada guru tetapi juga dapat memanfaatkan siswa atau sumber lain yang memiliki pengalaman atau keahlian. 

Dengan modelling siswa dapat memperhatikan dan mempraktekkan sendiri sesuai dengan apa yang dilihatnya. Secara konseptual terdapat empat fase pembelajaran dengan modelling, yaitu (1) fase perhatian, dimana seseorang memperhatikan model-model yang menarik, populer, atau dikagumi, sehingga siswa termotivasi untuk mempelajarinya; (2) fase retensi, pengkodean adalah proses mengubah pengalaman yang diamati menjadi kode memori; (3) fase reproduksi, pada fase ini kode-kode dalam memori memandu penampilan sebenarnya dari perilaku yang baru diamati. Fase reproduksi memungkinkan model untuk melihat apakah komponen-komponen rangkaian perilaku telah dikuasai oleh pengamat (pelajar). 

Pada fase ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap aspek-aspek yang sudah benar atau hal-hal yang masih salah tampilannya; (4) fase motivasional, dimana siswa termotivasi untuk meniru model, karena mereka merasa mengikuti model yang mereka lihat memperoleh kekuatan. Tahapannya bisa berupa pemberian pujian, hadiah atau pemberian nilai. 

Dengan menggunakan metode pemodelan, puisi akan lebih mudah dipahami oleh siswa atau khalayak sehingga makna dan isi puisi dapat tersampaikan dengan baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline