Lihat ke Halaman Asli

Was-Wes-Wos Kanan-Kiri Ujian!

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah satu dari seribu milyar orang di dunia ini, yang pernah atau sering menjalani ujian dalam kehidupan. Baik itu ujian tertulis untuk sekolah atau ujian tidak tertulis untuk kehidupan sehari-hari. Capek rasanya bila sedang menjalani masa-masa ujian itu dan saya yakin semua orang juga berpendapat yang sama dan merasakan hal yang sama.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat mendengar gonjang-ganjing tentang permasalahan ujian. Untuk kali ini ujian yang dimaksud adalah ujian nasional! Jika saya masih duduk di bangku sekolah sudah pasti kata ujian nasional itu adalah kata yang amat sangat membuat saya takut setengah mati. Mungkin jika mau dicari persamaannya dalam kehidupan saya sekarang ini, kata itu akan semenakutkan kata, "Idenya jelek!!!"

Memang benar begitu adanya. Dulu waktu saya masih sekolah, mau itu Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama, jika sudah datang waktu untuk EHB dan sejenisnya, wuih bukan main dakdikduknya hatiku ini. Segala macam harus dipersiapkan demi mendapatkan hasil atau nilai yang baik. Belajar tanpa kenal lelah! Belajar... ada kali ½ jam... selebihnya tidur pulas sampai pagi.

Keesokan harinya pasti semua yang dipelajari semalam, hilang tak berbekas. Alhasil saya hanya bisa melongok, menatap ke segala arah-kebanyakan sih ke arah atas seakan-akan saya sedang berpikir padahal tidak!

Itu pada saat saya SD atau SMP. Lain halnya ketika saya duduk di bangku SMA. Kalau waktu saya SMA sih, ujian tidak begitu menakutkan. Pasalnya setiap kali mau ujian, dari kelas satu sampai kelas tiga, pasti saja secara tiba-tiba datang suatu pencerahan.

Kertas-kertas kecil seukuran telapak tangan atau mungkin lebih kecil lagi, berseliweran dari satu tangan ke tangan yang lain. Kertas kecil itu berisi huruf-huruf A, B, C, D ,E. Isinya tidak lain dan tidak bukan adalah jawaban soal ujian-itu lho ujian catur wulan, lupa saya namanya apaan.

Nah semenjak itu, saya sih santai-santai saja kalau sudah mau menjelang pekan ujian. Saya yakin lembaran-lembaran itu akan datang ke tangan saya. Jadi saya tidak perlu belajar lagi, cukup mencontek apa yang ada di tangan saya itu. Hasilnya, ya gak tahu juga saya, karena tidak ada satupun hasil dari ujian yang pernah dibagikan. Tapi yang pasti syukur Alhamdulillah saya selalu berhasil naik kelas, walaupun dengan nilai yaa secukupnya ajalah.

Entah kenapa pencerahan semasa SMA itu semakin meningkat saja. Lama-kelamaan saya dan teman-teman tidak lagi mendapatkan kertas-kertas berisikan lima huruf istimewa, karena kami semua tidak lagi membutuhkan itu. Karena kami pada saat itu, langsung mendapatkan kertas soal dalam bentuk fotocopy! Dan itu datangnya sehari sebelum pelaksanaan ujian.

Malam sebelum pelaksanaan ujian, kami pun belajar dengan giat. Mencocokkan soal dengan jawaban langsung dari buku. Kami mengingat-ingat apa soalnya dan apa jawabannya. Jadi seumpama soal dibolak-balik, diacak-acak urutannya ya tidak masalah tidak seperti sebelumnya.

"Eh ini ada bocoran nih! Lo catet dah, tapi liat-liat dulu. Lo cocokin bener apa engga itu jawaban." Ucap seorang kawan

"Tenkyu-tenkyu, bentar gua catet dulu deh jawabannya." Tanggap yang lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline