Info dari http://news.detik.com/read/2014/01/05/013910/2458430/10/via-twitter-presiden-sby-sesalkan-kenaikan-harga-elpiji-12-kg mengatakan bahwa “melalui akun twitternya SBYudhoyono, presiden menyesalkan keputusan Pertamina menaikan harga secara sepihak”
Lho, siapa sebenarnya yang menjadi Presiden ?
Koq Presiden sekarang (maaf) hanya bisa mengeluh, berkomentar dan menghimbau bukan memerintah sebagaimana selayaknya seorang Presiden.
Seorang Presiden adalah seorang manajer yang mengelola seluruh sumber daya yang meliputi sumber daya fisik dan konseptual untuk kepentingan rakyatnya bukan untuk kepentingan pencitraan (penampilan), self esteem (penghargaan diri), self-actualization (aktualisasi diri) atau bahkan kepentingan partai atau golongan.
Berdasarkan contoh info dari http://us.bisnis.news.viva.co.id/news/read/119788-harga_gas_indonesia_lebih_murah_di_malaysia bahwa gas dalam negeri lebih mahal dari pada gas industri di Malaysia, padahal gas Malaysia itu dialirkan dari Singapura yang gas itu dari Indonesia
Berikut perbandingan harga gas elpiji di 3 negara bersumber dari http://bisnis.liputan6.com/read/789365/harga-elpiji-termurah-ada-di-indonesia-malaysia-atau-thailand
1. Malaysia
Harga gas elpiji per kg: 1,9 ringgit atau Rp 7.053 (kurs: Rp 3.712 per ringgit)
Harga terbaru: 2 Desember 2013.
2. Thailand
Harga gas elpiji per kg: 19,3 baht atau Rp 7.118 (kurs: Rp 372 per baht)