Lihat ke Halaman Asli

Zon Jonggol

Blogger dari mutiarazuhud.wordpress.com

Tak Cukup Amal Perbuatan

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak cukup dengan amal perbuatan

Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi menjelaskan, semua orang yang beragama harus mengisi kolom agama pada e-KTP, sebab jika tidak dicantumkan oleh pemerintah akan menimbulkan kerawanan sebagaimana yang diberitakan pada http://news.okezone.com/read/2014/11/11/337/1063702/hasyim-muzadi-protes-penghapusan-kolom-agama-di-ktp

Wakil Ketua DPRD M Suli Faris mengatakan, penghapusan kolom agama pada kartu tanda penduduk (KTP) merupakan pelanggaran pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana yang diberitakan pada http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/11/12/newj3w-penghapusan-kolom-agama-langgar-pancasila

“Saat ini di KTP-nya bisa dikosongkan dulu,” ungkap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, mencoba mengakomodasi warga negara yang agama dan kepercayaanya tidak tercantum di dalam undang-undang. “Berdasarkan undang-undang (UU) baru enam agama. Kalau mau tambah, harus mengosongkan, nggak ada masalah,” imbuhnya lagi. Sebagaimana yang termuat dalam sebuah tulisan Ihshan Gumilar , Department of Experimental Psychology, Ghent University, Belgium yang dipublikasikan pada http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/14/11/12/newg77-sakit-jiwa-dan-kosongnya-kolom-agama

Berikut kutipan tulisan selanjutnya

***** awal kutipan *****
Tidak lama setelah pernyataan itu, sontak, ramai warga indonesia pun memberikan komen dan reaksi yang bermacam-macam. Apalagi para Muslim yang merasa cukup loyal terhadap nilai-nilai keislaman yang telah ada selama ratusan tahun di Indonesia.

Mari merenung sejenak! Umat Islam sepatutnya tidak usah merasa kaget dengan kebijakan kontroversial semacam ini.

Masalah pengkosongan kolom agama di KTP, barulah satu dari kebijakan kontroversial lainnya yang akan datang lagi.

Mengapa umat Islam harus merasa takut dan shock akan kebijakan yang tidak islami ini?

Bukankah ini hasil karya tangan mereka sendiri?

Dalam budaya Indonesia, orang akan dianggap positif jika ia dekat dengan masyarakat dan bergaul dengan orang-orang kalangan bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline