Lihat ke Halaman Asli

Zonan Ikbal Majid

Mahasiswa Aktif 22107030072 UIN Sunan Kalijaga

Insomnia : Saat Malam Tak Lagi Tenang

Diperbarui: 25 Mei 2023   04:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penderita insomnia. Sumber gambar: www.authenticity.id

        Malam, menjadi waktu tenang bagi sebagian orang. Disaat sudah lelah beraktifitas seharian, malam menjadi waktu paling tepat untuk istirahat dan menghilangkan penat. Saat malam tiba, dunia berubah dari semula yang penuh hiruk-pikuk aktivitas menjadi sunyi yang penuh kedamaian. Sebagian orang sering menunggu datangnya malam, namun bagi mereka yang menderita insomnia, malam bukanlah menjadi hal yang tenang.

Ketenangan saat malam sangat cocok digunakan untuk tidur yang merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Lelahnya badan dan pikiran seharusnya digunakan untuk beristirahat agar memulihkan tenaga dan energi untuk menyongsong esok hari. Akan tetapi bagi mereka yang menderita insomnia, tidur yang nyenyak hanyalah mimpi yang sulit terwujud.

Insomnia dapat diartikan sebagai gangguan atau kesulitan untuk tidur, waktu untuk tidur yang tidak semestinya, atau pola tidur yang berantakan. Gejala yang ditimbulkannya pun beragam, yaitu sering terbangun di tengah malam dan sulit untuk memulai tidur kembali apabila sudah terbangun sekali. Gejala tersebut tentu sangat menjengkelkan, karena yang seharusnya kita mendapatkan tidur yang berkualitas, malah paginya energi kita yang terkuras.

Sudah pasti dari setiap gejala yang ada, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Konsumsi kafein yang berlebih dapat menjadi akibat insomnia. Ngopi, menjadi hal yang wajar atau bahkan wajib dilakukan, namun apabila kadar kafein yang diterima tubuh melebihi kapasitas wajarnya, maka akan menyebabkan kesulitan untuk tidur dan tubuh akan tetap terjaga semalaman. Sebaiknya, perhatikan konsumsi kafein agar tidak berlebih, karena sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik.

Kesulitan tidur juga dapat disebabkan oleh adanya stress. Entah stress tentang pekerjaan atau permasalahan hidup yang lainya. Saat stress, biasanya kita akan overthinking sebelum tidur untuk memikirkan kemungkinan hal-hal yang belum pasti terjadi dan membuat skenario sendiri di masa depan. Karenanya, otak digunakan untuk memikirkan hal yang tidak penting sehingga kita akan terjaga semalaman.

Faktor terakhir yaitu mengenai kemajuan teknologi. Kecanduan gawai pun menjadi penyebab insomnia. Anak muda sekarang biasanya saat malam hari digunakan untuk bermain gim online dan berselancar di media sosial. 

Paparan cahaya layar dari gawai mengakibatkan mata kita terus bekerja, hal tersebut dapat diperparah apabila kita terbiasa tidur dengan lampu yang dimatikan.

Dampak dari insomnia juga bukan main-main, apalagi jika kita sering mengalaminya. Sudah sepatutnya kita tidur normal 8 jam sehari, tetapi malah sering terpotong waktu tidur kita dengan hal yang kurang bermanfaat. 

Kurangnya tidur menyebabkan sistem kekebalan dalam tubuh kita terganggu. Dengan begitu, risiko terkena penyakit akan semakin besar. Penyakit yang menyerang bukan hanya penyakit yang sepele, dapat juga diserang penyakit yang mematikan karena kondisi tubuh yang kurang fit.

Selanjutnya, insomnia dapat berdampak pada kinerja kita. Tingkat konsentrasi akan menurun, saat bekerja atau belajar, kita akan sulit mencerna dan memahami sesuatu sebab tubuh kita masih lelah dan masih butuh istirahat. 

Jika konsentrasi menurun kita akan lebih sering melakukan kesalahan, beruntung jika masih bersekolah atau kuliah. Akan tetapi jika dibuat untuk bekerja, apalagi pekerjaan yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi dan pekerjaan di lapangan, insomnia dapat menyebabkan kesalahan yang fatal, yang berakibat pada diri kita sendiri, bahkan bisa jadi kita dipecat dari pekerjaan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline