Masih sangat hangat ditelinga ketika berita tentang para pelajar yang melakukan tindakan anarkis atau lebih tepatnya pengeroyokan terhadap seorang wartawan. Yang mana itu juga menyebabkan timbulnya bentrokan antara para pelajar dan para wartawan. Kasus yang terjadi pada jum’at 16 september 2011 ini sangat memukul kita sebagai bangsa indonesia. Dimana kita bisa bercermin bahwa begitulah mental dan moral sebagian pelajar kita di negeri indonesia kita tercinta ini. Seharusnya ini menjadi cambuk buat kita agar kita sadar bahwa ada yang perlu dibenahi di negeri kita ini. Entah itu sistem pendidikannya, pemerintahan, atau dari segi lainnya. Karena kita melihat sendiri bahwa beginilah yang dihasilkan dari bangku sekolahan kita selama ini.
Semua kejadian yang menyayat hati itu haruslah mengusik kita sebagai bangsa yang bermoral. Dan kita sebagai bagaian dari bangsa indonesia harus perihatin dan melakukan sesuatu untuk memperbaiki semua itu. Tidak peduli setatus sosial kita sebagai apa, yang perlu kita lakukan hanya melakukan sebuah tindakan untuk memperbaiki moral bangsa khususnya pemuda kita saat ini. Karena jika kita hanya tinggal diam dan tidak melakukan sesuatu. Ini semua akan menjadi bumerang buat kita, karena kedepannya kita sendirilah yang akan memetik hasil dari didikan pemuda-pemuda kita saat ini. Yang dimana mereka adalah bibit yang akan kita tanam untuk indonesia kedepannya. Seperti kita bertani, jika kita menanam bibit yang salah. Dan kita tidak mengurus bibit kita itu. Otomatis semua yang akan kita tuai hasil nantinya juga seperti apa yang kita tanam dulu.
Jika kita melihat kembali pada kasus pengeroyokan itu. Dimana seorang wartawan Trans 7 yang bernama Oktaviardi sedang melakukan tugasnya untuk meliput kejadian tawuran antara SMA 6 dan SMA 70 di daerah Mahakam, Jakarta Selatan pada Jum’at (16/09). Dan para pelajar itu mengeroyok dan mengambil kaset wartawan si wartawan. Tindakan anarkis ini merupakan tindakan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar. Yang mana mereka bias dikatakan orang-orang yang dapat pendidikan. Seharusnya mereka menjadi orang yang bermoral dan beradab bukan malah menjadi seperti preman yang hidup dijalanan. Dan setelah kejadian itu pada Senin (19/06) para wartawan melakukan aksi damai di depan gedung SMA 06. Namun aksi damai tersebut berbuntut dengan pengeroyokan wartawan yang berujung tawuran . Aksi tawuran melukai sedikitnya 10 orang wartawan dan tujuh orang siswa SMA Negeri 06 Bulungan, Jakarta Selatan. Sekarang pertanyaan basar menancap di benak kita, mengapa mental dan moral pelajar kita sekarang seperti itu? Padahal kita sudah berusaha mendidik bangsa kita agar menjadi bangsa yang berpendidikan. Disinlah kita harus melihat beberapa aspek dan memperbaikinya agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Mungkin kita bisa melihat sendiri sebab-sebab yang terjadi sekarang ini sehingga mental para pelajar kita menjadi seperti itu. Ada beberapa aspek yang salah dalam sistem pendidikan kita. Kita sudah mempunyai sistem pendidikan yang bagus. Tapi kita juga perlu melihat lebih teliti, dimana kita bisa melihat bahwa sistem pendidikan di sekolah-sekolah kita hanya berorientasi pada IQ atau kecerdasan intelejensi saja. Kita kurang memperhatikan bagaimana pembentukan moral dan akhlak para pelajar kita. Sekolah-sekolah kita hanya bisa menilai dan mengukur bahwa semuanya akan dikatakan baik jika kita mempunyai nilai yang tinggi. Padahal nilai yang tinggi itu bukan mengartikan bahwa orang itu akan sukses atau orang itu adalah orang baik. Karena kita bisa lihat sendiri beberapa kasus di Negara kita. Bukan sedikit para koruptor yang sebenarnya mereka itu memiliki intelejensi yang tinggi. Kemampuan berpikirnya luar biasa, tapi mental dan moral mereka hancur. Sehingga mereka tega melakukan tindakan korupsi yang efeknya itu terimbak bukan hanya beberapa orang tapi ribuan warga Indonesia terkena efek tindakan bejat mereka. Bukankan mereka orang yang memiliki IQ tinggi? Apakah tindakan mereka benar? Tentu tidak, dan itu semua karena sekolah atau lembaga pendidikan kita hanya berorentasi pada pendidikan intelektual tapi tidak memperhatikan pendidikan moral dan mentalnya.
Lingkungan masyarakat yang buruk yang menyebabkan terjadinya kesalahan sistem zaman dulu. Atau kesalahan pembentukan masyarakat pemerintah zaman dulu yang kita tuai hasilnya sekarang. Lingkungan yang buruk, atau banyak terjadinya tindakan kriminal di sekitar kita adalah merupakan salah satu penyebab mengapa mental pemuda bangsa kita seperti ini.Intinya jika kita tinggal atau berada pada lingkungan yang buruk. Itu akan mempengaruhi mental dan akhlak kita. Maka lingkungan yang buruk ini juga merupakan salah satu penyebabnya. Karena kita tahu bahwa kita hanya belajar atau berada pada lingkungan sekolah itu hanya beberapa jam. Dan sisanya kita berada pada lingkungan masyarakat. Seharusnya kita juga berusaha keras untuk membentuk masyarakat yang beradab. Bukan hanya memperbaiki sistem dan aspek –aspek pendidikan di sekolah kita.
Pengaruh media masa akibat maraknya acara-acara yang menunjukan tindak kekerasan dan kriminal. Selain kita harus memperbaiki sistem pendidikan dan lingkungan masyarakat kita. Merupakan hal yang penting juga kita memperbaiki lagi media masa kita khususnya media pertelevisian. Puluhan acara-acara yang berbau tindak kekerasan disodorkan tiap harinya kepada anak kita. Setiap harinya seperti itu, seperti itu lagi. Sehingga secara tidak sadar semua yang anak-anak kita lihat di televisi itu membentuk mental anak-anak kita. Maka tidak heran jika kita sering melihat berita beberapa anak kecil melakukan tindakan kekerasan, entah itu kepada temannya sendiri bahkan kepada orang tuannya. Atau belum lama ini kita mendengar ada anak kecil yang melakukan tindakan menirukan adegan salah satu acara pertandingan gulat di salah satu acara televisi. Yang itu menimbulkan korban, apakah kasus-kasus itu belum menyadarkan kita bahwa media massa kita ini terlalu bebas dan tidak bagus untuk anak kita. Belum lagi kita sering melihat acara-acara berita yang khusus meliput acara-acara tindak kriminal. Mungkin jika kita melihat secara kasar, acara itu bagus karena memberikan kejadian yang ada disekitar kita. Tapi jika kita tinjau lagi, sebenarnya acara-acara itu berbahaya untuk pendidikan anak kita. Karena nantinya anak-anak kita akan menirukan apa yang mereka lihat di acara televisi.
Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak juga merupakan hal yang sangat penting yang harus kita perhatikan khususnya untuk orang tua. Karena di Negara Indonesia ini, orang tua kurang memperhatikan pendidikan anak mereka. Kebanyakan orang tua hanya tahu bahwa menyekolahkan anak mereka itu sudah cukup untuk mendidik mereka. Bahkan mereka berpikiran, jika saya sudah menyekolahkan anak saya sampai bangku perguruan tinggi. Maka itu sudah sangat cukup, ini merupakan anggapan yang salah. Karena anak juga membutuhkan perhatian dan pendidikan dari orang tuanya. Bahkan jika kita melihat bangsa yahudi medidik anak mereka. Kita akan malu bahwa mereka itu sangat memperhatikan pendidikan dan perkembangan anaknya mulai dari kandungan. Mereka menemani anak mereka belajar, memasukan mereka ke lembaga kursus, dan memberikan gizi yang cukup agar perkembangan anak mereka baik. Itu masih sangat jarang dilakukan oleh orang tua kita. Sehingga harusnya itu menjdi pelajaran kita agar kita harus lebih memperhatikan pendidikan dan perkembangan anak-anak kita. Sehinga nantinya anak itu akan menjadi bagian dari bangsa indonesia yang beradab dan bermoral.
Itulah beberapa penyebab yang dapat kita lihat sehingga mental bangsa kita khususnya pelajar kita bisa menjadi seperti sekarang ini. Ini bukanlah menggambarkan semua aspek yang harus kita benahi. Tapi ini hanya bagian kecil yang harus kita benahi. Masih banyak aspek-aspek lain yang belum kita ketahui dan harus kita cari lebih teliti agar kita dan menjadi bangsa yang bermoral.
Kita harus segera memperbaiki semua masalah ini. Karena jika tidak ini akan menjadi masalah yang lebih besar seperti bola salju yang bergulir yang jika didiamkan akan menjadi lebih besar dan nantinya membahayakan kita. Data jumlah tawuran yang terus meningkat dari tahun ke tahun harusnya menampar kita lebih keras agar kita cepat memperbaiki semuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H