Memenuhi undangan atau mendatangi sebuah pertemuan itu adalah hal yang biasa kita temui dalam kehidupan bermasyarakat.Tapi ketika kita baca huruf demi huruf undangan tersebut dan sampailah pada baris terakhir tertulis dresscode tertentu,yang terbayang di wajah kita adalah pengadaan baju baru,di situ mungkin mood langsung berubah.
Tentu bagi ibu-ibu yang berkecukupan tidak ada masalah ,tapi bagaimana dengan mereka yang beras ,gula& teh hasil ngutang dari warung tetangga saja belum lunas,ditambah mungkin cicilan panci atau bayaran anak sekolah.Padahal banyak sekali wanita yang terpaksa jadi tulang punggung keluarga dengan berbagai alasan tentunya.Sungguh memusingkan kepala.
Dresscode atau seragam,ada apa sich &kenapa sich.Hanya untuk memenuhi hasrat dokumentasi sehingga tampak indah di gambar tapi perih di hati atau biar kelihatan kompak.
Akhir akhir ini saya mengamati kenapa orang takut sekali berbeda,bahkan untuk baju yang kita kenakan.Bukankah perbedaan itu indah?Bayangkan kalau dunia yang kita diami ini semua berwarna putih semua atau hitam semua,ngeriii.
Jadi ingat sekali waktu penulis masih duduk di tk (taman kanak-kanak).Saya yang hanya terpaut tidak ada 2 tahun dengan adik perempuan saya selalu di buatin baju dengan model dan warna yang sama,alhasil ketika masuk sekolah,teman teman langsung koor menyanyi :"klambine kembaran oyak oyakan"(bajunya seragam saling berkejaran).Entah apa maksud dari nyanyian tersebut,eech ternyata sejak dulu sudah ada bullying ya.Yang jelas saat itu saya jengkel sekali
Ada baiknya penyelenggara acara memikirkan kembali kebijakan dresscode atau seragam.Jangan sampai masalah tersebut menghalangi kebahagiaan atau niat seseorang untuk dapat bersilaturahim.Dan tidak kalah penting jangan sampai membuat seseorang takut berbeda.
salam hangat penuh cinta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H