Artikel ini tidak untuk membahas Jokowi Kasus Bus Trans J berkaratan dengan Jokowi. Walau mantan anak buah Jokowi Udar Pristono sudah melemparkan statemen bahwa bosnya itu tahu tentang proyek tersebut namun kita percayakan saja proses hukumnya kepada aparat penegak hukum.
Bukan masalah bus karatan yang mau saya tulis saat ini. Namun dari sisi pemikiran beliau yang terancam karatan. Walau beliau tergolong baru dalam dunia politik Indonesia tentu publik berharap pemikiran-pemikiran baru tentang solusi bangsa dari beliau dan tidak terkontaminasi oleh politisi-politisi yang sudah berkarat.
Namun sepertinya harapan publik itu susah akan terwujud karena Jokowi itu hanyalah boneka, petugas partai dan pion dari pihak-pihak yang punya kepentingan. Secara kasat mata bisa dilihat bahwa Jokowi dikelilingi oleh politisi-politisi yang sudah berkarat dalam politik nasional. Siapa yang tak kenal JK, Mbok Mega dan Om Surya Paloh. Ketiga figur ini diyakini akan sangat mempengaruhi setiap kebijakan dan keputusan yang akan dikeluarkan Jokowi.
[caption id="attachment_325236" align="alignnone" width="700" caption="Surya Paloh, tokoh utama dibalik Jokowi-JK (www.Jokowidiary.blogspot.com)"][/caption]
Sebagai contoh, penentuan Cawapres Jokowi kemaren itu adalah skenario dari Surya Paloh yang sudah sangat bisa ditebak dari awal. Jauh-jauh hari Surya Paloh sudah menyatakan berkoalisi dengan PDIP yang dengan lantang mengatakan tidak meminta apa-apa. Tapi siapa yang percaya dengan omongan politisi..?? Surya Paloh menawarkan koalisi plus-plus, artinya PDIP mendapat Nasdem sebagai teman koalisi dengan bonus Metro TV namun dengan syarat JK adalah harga mati untuk Cawapres Jokowi.
Terbukti, setelah itu Metro TV berubah menjadi TVRI di era Orde Baru. Jokowi menjadi sosok sentral pada setiap acara Metro TV. Bagi Metro TV Jokowi seperti malaikat dan seterunya seperti iblis. Semua sisi baik hanya milik Jokowi sementara sisi gelap hanyalah milik seterunya. Itulah makna dari Koalisi Plus-plus dari Surya Paloh eh.. Nasdem. Sepertinya Surya Paloh sudah mempelajari betul cara Orde Baru menguasai opini publik dan menerapkannya melalui Metro TV.
[caption id="attachment_325235" align="alignnone" width="400" caption="Jokowi tunduk pada JK (www.rimanews.com)"]
[/caption]
Surya Paloh sukses mengantarkan JK sebagai Cawapres Jokowi, JK yang dikenal sebagai saudagar yang cerdik dan dikenal sebagai ‘god father’ Gang Makassar di kancah politik nasional tentu sudah sangat berhitung dengan menjadi Cawapres Jokowi. Setelah gagal Capres tahun 2009 JK sadar tidak mungkin tokoh luar Jawa menjadi Presiden. Dengan cerdiknya beliau rela turun kasta dengan hanya menjadi Wapres namun dengan ekspektasi bisa mendapat job yang lebih dari sekedar Wapres. Hal ini telah dibuktikan JK sewaktu menjadi Wapres SBY dan sering overlap melebihi bosnya. Sampai seorang Boediono dan Sri Mulyani menjadi kewalahan mengatasi ‘over aktifnya’ JK dan badai Century menjadi ajang yang tepat untuk JK melampiaskan dendam terhadap Boediono dan Sri Mulyani.
[caption id="attachment_325231" align="alignnone" width="464" caption="Jokowi tunduk pada Mega (www.vivanews.com)"]
[/caption]
Sosok karatan Surya Paloh dan JK dilengkapi dengan ‘kecerdasan’ seorang Mbok Mega yang selama ini terkenal dengan kebijakan-kebijakan cerdasnya dalam menjual asset strategis nasional, memberi SKL kepada obligor BLBI, mengobral dengan harga murah Gas Tangguh ke China.
So, ketiga politisi berkarat ini diyakini akan sangat mempengaruhi setiap arah dan kebijakan Jokowi. Memilih Jokowi sama dengan memilih Trio ini memimpin Indonesia.
Apa Jokowi berani membangkang Mbok Mega yang sudah memberinya mandat sebagai seorang ‘Petugas Partai’..??
Apa Jokowi berani membantah Surya Paloh yang sudah menaikkan ‘rating’nya..??
Apa Jokowi berani memerintahkan JK yang sudah mendanai kampanye mereka..??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H