Lihat ke Halaman Asli

Mendadak Alim Demi Nyapres

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1401462770440917147

[caption id="attachment_326515" align="aligncenter" width="603" caption="Jokowi jadi imam shalat di markas Slank (www.merdeka.com)"][/caption]

Mendekati Hari H pemungutan suara Pilpres 2014 mendatang, kedua kandidat yang bersaing semakin gencar melakukan berbagai manuver untuk merebut hati rakyat. Kadang-kadang kita malu melihat polah capres tersebut yang melakukan segala cara demi ambisinya menggenggam tampuk RI-1.

Seperti yang dilakukan oleh salah seorang Capres yang akhir-akhir ini mendadak alim. Pada setiap kunjungan dan blusukannya hampir selalu diwarnai dengan kegiatan sholat berjamaah. Dan tak lupa kegiatan sholat berjamaah tersebut di upload di media-media sosial atau dipublikasi melalui media massa.

Tak ada yang salah dengan kegiatan tersebut apalagi Jokowi memang seorang muslim sejati yang memang wajib mengerjakan sholat 5 waktu. Namun kalau aktivitas sholat tersebut dikomersilkan untuk mencapai ambisi pribadi tentu tidak afdhol dan menjadi riya yang tidak disukai Allah SWT. Seolah-olah agama dijadikan komoditas untuk menarik simpati umat.

Seorang pemimpin Islam tidak cukup menunjukkan keislamannya hanya dengan sholat atau melaksanakan rukun Islam saja namun juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dunia Islam dan kemajuan umat. Seperti Prabowo, yang walaupun dibesarkan dalam keluarga yang mayoritas non muslim tapi beliau begitu mencintai pilihannya sebagai seorang muslim. Beliau telah memberikan kontribusi yang nyata bagi dunia Islam lebih dari sekedar menjalankan 5 rukun Islam.

Hubungan yang akrab antara Prabowo dengan umat Islam selama ini bukan karena Prabowo sering mendapat liputan sedang sholat berjamaah atau sedang menjadi imam sholat. Namun simpati umat Islam terhadap beliau tersebut tumbuh secara alami karena beliau selama ini telah menunjukkan konsistensinya sebagai seorang muslim dengan membela kepentingan umat Islam yang menjadi mayoritas di negara ini.

Kalau seorang yang ingin menarik simpati umat Islam secara instan dengan secara mendadak ‘mempromosikan’ keislamannya tentu tidak akan mudah mendapatkan simpati tersebut bahkan bukan tidak mungkin malah akan mendapat antipati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline