Lihat ke Halaman Asli

Kang Pepen

Tidak ada jalan tikus menuju surga

Langkah yang Tak Bisa Pulang

Diperbarui: 12 Agustus 2021   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terkadang jiwa yang lelah bingung memutuskan kemana langkah hidupnya nanti. Kebijakan yang di ambil selalu saja kontra diksi dengan keadaan. Bingung mendengarkan suara hati atau suara orang lain. Terkadang hidup selalu lebih utama harus mengantungkan hidup dengan orang lain. Tapi ada juga manusia yang bisa mengendalikan hidupnya atas dirinya sendiri. Sekarang jiwanya meronta-meronta di peluk penyesalan dan membandingkan hidupnya dengan orang lain. Seakan-akan hidupnya lebih susah dari orang di sekitarnya. Berjalan di sela-sela kesepian meratap kebelakang dan ingin kembali tapi sudah tidak mungkin awan sudah menjadi hujan dan hujan sudah meresap ke dalam bumi. Selamatkan dirimu dari berbagai gaya dan intonasi permasalahan dunia. Ingat penyelan selalu datang terlambat jadi gunakan waktumu untuk memfilter kemauanmu dan jangan cepat mengambil keputusan atas ide orang lain. Ingat kita tidak tau berada di lingkaran setan atau malaikat. Pikirkan baik-baik duniamu tidak sama dengan dunia orang lain. Kamu mempunyai hak atas dirimu bukan orang lain. Sekalipun dia tokoh masyarakat atau petinggi Negara. Ingat kemewahan hanya melumpuhkan kekuatanmu bukan mempertajam kepedulianmu. Terima kasih... Maaf ini hanya tulisan bukan penyesalan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline