Lihat ke Halaman Asli

Zein Muchamad Masykur

UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Pilpres Gado-Gado: Bagian 2

Diperbarui: 15 Agustus 2023   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Yo, gue balik lagi nih buat lanjutin cerita tentang "Pilpres Gado-Gado." Jadi, situasinya semakin memanas, dan udah nggak bisa gue bayangin lagi kalo ini bener-bener beneran pilpres atau cuma reality show raksasa. Yang pasti, kalau ada iklan "Jadi Presiden dalam Semalam," gue pasti langsung daftar.

Masuk ke sesi debat capres lagi nih. Kali ini, ada segmen "Tanya Capres, Jawab Capres," di mana pertanyaan ditanyain langsung oleh sesama capres. Gue berharap, mungkin kali ini gak cuma debat, tapi juga bakal ada dance battle, nyanyi-nyanyi, atau mungkin mencicipi resep masakan mereka langsung di panggung. Tapi tentu saja, harapan gue selalu terlalu tinggi.

Jadi, salah satu capres nanyain capres satunya, "Pak, apa resep keberhasilan dalam membuat janji manis yang meyakinkan masyarakat?" Gue ngerasa kaya dengerin tugas kuliah gue yang belum pernah gue kerjain. Jawabannya? "Pakai gula yang secukupnya, taburkan sedikit serbuk cinta, lalu aduk-aduk dengan mimpi indah." Gue berusaha menahan tawa gue, karena bayangin aja, ada capres yang ngeluarin blender raksasa buat ngaduk janji manis kayak aduk-aduk es krim.

Trus ada segmen "Show and Tell" alias tunjukin barang bukti. Capres satu masuk panggung bawa bungkusan besar. Semua orang mikirnya, "Wah, barang bukti korupsi nih pasti!" Ternyata isinya adalah sandal jepit. Dia berapi-api cerita, "Ini adalah sandal jepit yang dulu gue pake waktu naik ojek untuk pertama kalinya. Ini bukti bahwa gue deket sama rakyat kecil." Wah, gue heran juga sih, apa sandal jepitnya yang punya jasa besar atau capresnya yang terlalu sering dipake sandal jepit.

Terus, ada capres yang datengin panggung sambil bawa stapler besar. Gue sempet mikir, mungkin dia mau ngajarin semua orang cara "stapling" janji-janji mereka biar nggak lepas-lepas. Ternyata dia bilang, "Ini adalah stapler yang selalu gue pake buat menggabungkan janji-janji gue yang nggak pernah terealisasi." Gue nggak bisa ngeliat wajah capres satunya, tapi pasti dia ngangkat alis dan senyum malu-malu.

Tapi, di balik semua lelucon politik ini, gue tetep berharap ada satu hal yang nyata: kita semua harus tetep pede buat pilih. Mungkin mereka semua punya cara unik buat ngomongin janji-janji mereka, tapi kita yang harus tahu mana yang beneran bisa bikin perubahan.

Dan saatnya gue ngeliatin surat suara yang isinya kayak gado-gado pilihan. Nggak ada capres yang bikin janji manis seunik "gorengan sehat" di pasar, tapi yang penting, kita harus jadi pahlawan dalam cerita kita sendiri. Jadi, nggak peduli seberapa anehnya politik, kita tetap harus pilih, jaga, dan terus berusaha bikin negeri kita lebih asyik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline