[caption id="attachment_128092" align="aligncenter" width="514" caption="Nazarudin digelandang dua polisi Kolombia terlihat pada situs kepolisian setempat (gambar/Policia Nacional de Colombia)"][/caption] Tertangkapnya Nazarudin oleh pihak kepolisian Kolombia sedikit melegakan hati rakyat Indonesia. Kepergian Nazarudin melarikan diri dari Indonesia sejak dari Singapura, Vietnam, Kamboja dan entah kemana lagi akhirnya berakhir di Cartagena, Kolumbia. Tinggal entah dimana tetapi sesekali melempar isu-isu yang bisa bohong tetapi bisa juga benar sama sekali tidak menyelesaikan persoalan yang dihadapi Indonesia. Fakta bahwa Nazar adalah koruptor seperti disangkakan KPK tidak dapat dibantah. Nazarudin berhasil ditangkap oleh kepolisian Kolumbia di bandara internasional Rafael Nunez setelah sebelumnya mendapati red notice dari Interpol dan berkoordinasi dengan pihak imigrasi. Kelihatannya gambar Nazarudin tidak jauh berbeda dengan edaran Interpol sehingga beruntung polisi Kolombia mampu menangkap sang buron. Kita tentu saja perlu berterima kasih kepada kepolisian setempat untuk beberapa alasan. Pertama, Nazarudin tidak diperlakukan istimewa oleh polisi Kolombia seperti banyak didapati para koruptor di Indonesia yang bisa leluasa ditema pengacara sambil tertawa didepan kamera. Dengan tangan diikat Nazarudin tertunduk lesu seperti gelandangan pasrah pada kenyataan karena sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh dan tertangkap jua di negeri orang. Kedua, proses penangkapan Nazarudin di Kolombia mendapat sorotan dari sejumlah media setempat, boleh jadi sorotan itu karena posisi Nazarudin dengan predikat (diduga) koruptor dengan angak fantastis membuat media setempat geleng-geleng kepala. Kok ada ya orang korupsi sebanyak itu!--pikir mereka. Ketiga, tertangkapnya Nazarudin bisa dijadikan contoh bagi polisi Indonesia tentang bagaimana kepolisian setempat tidak silau dengan uang yang dimiliki Nazar. Mereka hanya berkeyakinan red notice interpol adalah penjelasan tentang Nazarudin selaku perampok uang rakyat Indonesia memang layak ditangkap. Keempat, kelihatannya polisi Kolombia sangat mendalami kasus Nazarudin, hal itu bisa dilihat dari rilis mereka di situs resmi kepolisian yang menjelaskan sosok Nazarudin sebagai pelaku korupsi yang terlibat skandal Wisma Atlet dengan firma miliknya Duta Graha Indah. Penangkakapan oleh polisi Kolombia patut mendapat apresiasi dan ucapan terima kasih. Sebab dengan penangkapan itu bisa menjadi prestasi tersendiri bagi mereka di mata dunia karena bertindak sigap. Dan menjadi berkah bagi masyarakat Indonesia setidaknya ada harapan bahwa koruptor tidak selamanya bisa lari ke negeri orang. Sekali lagi, Terima Kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H