Lihat ke Halaman Asli

Skandal NOTW dan Pertaruhan Reputasi Rupert Murdoch (2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1310813291955187019

[caption id="attachment_123156" align="aligncenter" width="620" caption="Dua pembaca tengah membaca edisi terakhir News of the World (photo/cbc.ca)"][/caption] Rupert Murdoch terus menjadi sorotan setelah jaringan bisnis medianya terlibat skandal penyuapan aparat kepolisian dan penyadapan secara ilegal terhadap sejumlah publik figur mulai dari para selebriti hingga pejabat negara. Skandal tersebut terkuak setelah salah seorang ibu dari korban pembunuhan melaporkan keterlibatan media yang menyebabkan putrinya yang masih 13 tahun berakhir pada kematian. Penyuapan dan penyadapan adalah praktek yang sangat tidak dibernarkan dalam menjalankan aktifitas jurnalistik untuk keperluan penulisan berita, setidaknya itu kesimpulan yang dirilis otoritas pengatur regulasi di bidang kewartawanan Inggris (seperti PWI di Indonesia). Atas kejadian itu pihak mereka secara tertulis meminta maaf atas kejadian itu. Tanpa menunggu waktu lama, koran harian milik Rupert Murdoch The News of the World (NOTW) yang telah beroperasi selama seratus enam puluh delapan tahun tahun menyatakan diri ditutup secara resmi pada 10 Juli 2011 ini, acara perpisahan pun digelar dengan menerbitkan edisi perdana dan terakhir yang disebarkan terbatas bagi publik Inggris dan Irlandia sebagaiamana saya ulas pada bagian pertama postingan ini. Setelah terkuaknya skandal tersebut satu per satu orang kepercayaan Murdoch menyatakan isyarat mengundurkan diri dari jaringan media yang dipegang Murdoch. Rebecah Brooks kepala bagian pemberitaan internasional sebagai salah satu orang penting di NOTW menyatakan keinginan untuk mengundurkan diri dari media yang dikelola Murdoch. Jika Brooks pergi tentu saja menjadi kehilangan sangat penting bagi Murdoch. Antipati dan Simpati Respon masyarakat Inggris terkait penutupan NOTW beragam, diantara mereka banyak yang menyesalkan mengapa hal itu bisa terjadi dan dilakukan oleh media yang telah mapan, perkataan yang lebih kasar menyebut edisi terakhir dari koran itu tidak ubahnya sampah dan tidak ingin berlangganan lagi. Dari pejabat negara, ketua Partai Buruh Inggris, Ed Milibad menyebutkan bahwa skandal itu otomatis menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk menunda pelepasan British Sky Broadcasting yang rencananya akan diakuisisi Murdoch. Akuisisi bisa dilanjutkan jika proses investigasi sudah selesai dilakukan. Nada kesal itu bisa jadi didadarkan juga karena faktor rivalitas antara partai Buruh di satu sisi dengan partai Konservatif di sisi lain. Semua orang tahu bahwa Murdoch terkenal sebagai "King Maker" di Inggris dan Australia, sejak dulu media milik Murdoch dianggap memiliki kedekatan dengan partai konservatif Inggris, seperti ketika Margareth Tacher mendapat porsi pemberitaan relatif baik di mata media milik Murdoch. Namun sebaliknya dengan nada menyerang jika menyangkut figur partai lain. Sepak terjang Murdoch yang begitu luas dan memiliki kedekatan dengan para pejabat negara kelihatannya juga akan menjadi perdebatan bersifat "politis" saat skandal ini terkuak. Sementara suara simpati terus berdatangan dari para pelanggan NOTW yang telah berkiprah menemani masyarakat Inggris dan Irlandia dalam waktu yang sangat lama. Pesan twitter mereka misalnya menyatakan merasa kasihan dengan penutupan koran tersebut sebab akan menyebabkan PHK terhadap sejumlah pekerja mulai dari wartawan, cleaning service, pegawai keamanan, distributor koran dan seterusnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline