Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana Mengejar Facebook

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_299547" align="alignleft" width="254" caption="Logo kompasiana/kompasiana"][/caption] Selamat Ulang Tahun Kompasiana. Ucapan selamat patut diberikan kepada rumah sehat Kompasiana. Kompasiana telah memberikan ruang kepada para perantau di dunia maya untuk sekedar berbagi dan memberi atau meminjam tagline Kompasiana "sharing and connecting,". Anda boleh menggunakan istilah selain perantau, tetapi istilah perantau melintas begitu saja di benak saya maka diputuskanlah untuk menggunakan istilah perantau. Ya, Setiap perantau bebas memilih kea arah mana ia akan menuju. Merantau di dunia maya bukanlah perkara mudah, sebab ada begitu banyak pilihan yang bisa dijadikan tempat berteduh atau berlama-lama menginap. Jika hobi musik maka anda tentu disarankan untuk mengunjungi situs-situs penyedia mp3 gratis. Jika anda andalah pecinta visual tingkat tinggi maka youtobe adalah pilihan yang sangat diremondasikan. Ingin berbelanja buku tujulah Amazone. Dan berbagai situs lain yang tidak kalah atraktif. Singkat kata pilihan pertama akan menentukan segalanya. Tentang Kompasiana, dari sudut pandang pribadi saya melihat rumah sehat ini dari hari ke hari terus mengalami peningkatan, baik peningkatan jumlah penghuni yang otomatis semakin meramaikan lalu lintas akses. Saya kurang begitu paham dengan pengelolaan web tetapi kalau dilihat rupa-rupanya trafict Kompasiana tidak pernah sepi dari aktifitas menulis. Selalu saja ada postingan tiap detiknya. Entah ketika malam sudah larut di tanah air tetapi tetap saja urusan tulis menulis terus berlangsung. Penjelasan yang bisa saya tawarkan di sini barangkali karena di saat kompasianer tanah air tengah lelap di alam mimpi, rekan-rekan di luar negeri baru memulai aktifitas sehari-hari, karena perbedaan waktu, disini malam disana siang, atau sebaliknya--bagi yang suka begadang tentu penjelasannya berbeda. Selain tulisan yang tidak pernah berhenti mengalir seperti air. Kompasiana juga berisi berbagai macam tulisan yang secara umum merepresentasikan rubrik yang telah tersedia. Bagi yang suka olahraga memposting di rubrik olahraga, bagi yang suka dengan kegiatan politik diberikan ruang polhukam, atau mereka yang suka jalan-jalan diakomodasi dengan rubrik yang relevan dengan itu. Ada 13 rubrik di rumah sehat ini, semuanya tidak pernah sepi dari postingan. Tanpa terasa, kegiatan seperti ini secara tidak sadar telah menciptakan trend baru dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Jika jumlah pengguna yang begitu besar maka tidak menutup kemungkinan dua atau tiga tahun mendatang kegiatan menulis segala sesuatu adalah bagian dari keseharian masyarakat kita, sehingga para pengelola pendidikan--lebih-lebih para guru besar yang miris melihat budaya menulis yang kurang di lingkungan kampus sekalipun--tidak perlu lagi khawatir. Imajinasi masa depan seperti ini mengingatkan saya tentang rekan-rekan bule yang tidak melewatkan waktu sedikitpun untuk mencatat segala hal tentang keindahan pulau Lombok, aktifitas para bule itu saya saksikan ketika tengah pulang kampung. Kompasiana dan Facebook Tulisan kali ini tidak terlepas dari pengumuman admin yang saya baca siang tadi. Tulisan berjudul "Dua Tahun Kompasiana dan Aplikasi Barunya," dalam tulisan itu disebutkan banyak hal tentang kemajuan-kemajuan yang dialami Kompasiana. Selain itu, kedepan akan banyak kejutan karena Kompasiana tengah berbenah diri. Jika selama sebulan terdapat tulisan permintaan maaf "mohon maaf karena sedang proses perbaikan maintenance" semata-mata untuk memberikan pelayanan maksimal. Alasan lalu lintas penggunaan seperti disebutkan di atas bisa jadi salah satu pertimbangannya. Makin ramai makin besar server yang dibutuhkan. Dalam tulisan admin juga terlihat optimisme untuk membawa kompasiana melebarkan sayapnya. Menambah rute penerbangan agar bisa diakses lebih banyak orang di Indonesia. Asumsi saya barangkali rumah sehat ini diarahkan untuk menjadi salah satu jejaring sosial layaknya primadona yang masih bertengger sebagai big four "facebook, twitter, youtobe, myspace,". Saat menulis postingan ini ada salah satu tulisan rekan kompasiana yang mengutip tentang angka pengguna facebook di tanah air yang mencapai 27 juta. Ini berita baik tentu saja, karena ini menandakan trend pengguna internet di Indonesia terus meningkat, syukur-syukur berdampak positif bagi proses pencerdasan bangsa. Tetapi sebaliknya, sangat disayangkan jika angka sebesar itu tidak memberi pengaruh positif bagi pencerdasan bangsa. Atas dasar itu, menurut hemat saya, penting bagi kompasiana untuk mengambil bagian dari angka 27 itu, tidak harus semua pindah ke kompasiana tetapi jika tidak bisa menulis minimal membaca postingan yang beraneka ragam dan terus mengalir setiap detik; jika tidak sempat membaca minimal melihat judul yang tertata rapi; ataupun kalau terlalu sibuk berselancar minimal pernah mendengar kompasiana pernah ada dan bisa menjadi pilihan selain akrab dengan "big four". Akhir kata, alangkah indah jika rumah yang telah berdiri dua tahun ini bisa dirawat sebaik mungkin. Jika ada yang corat-coret di dinding patut diperingatkan. Jika anda yang membuang sampah sembarangan juga harus diingatkan. Jika halaman kelihatan kotor ambillah sapu untuk dibersihkan sebagaimana mestinya atau kalau terlalu sibuk cukup panggil pengawas rumah (admin). Rumah bersama yang dihuni oleh keanekaragaman menjadikan kompasiana semakin sehat dan bugar. Salam Kompasiana, M Sya'roni Rofii Catatan: tulisan ini sekaligus coba dikutkan dalam kontes yang diselenggarakan www.pestablogger.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline