Halo guys! Nama saya Zivana saya adalah salah satu santriwati Al-Nadhlah IBS, saya akan menceritakan tentang serunya belajar al-miftah di Pondok Pesantren Al-NAhdlah IBS.
Al-miftah adalah kitab yang berisikan pelajaran Nahwu Sharaf, yang membuat kita lebih cepat membaca kitab kuning (kitab yang tidak mempunyai harakat). Kitab tersebut adalah hasil karya ulama Maroko yang bernama Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji alias Ibnu Ajurrum (w. 1324 M). Al-miftah mempunyai 4 jilid dan satu buku tasrif, yaitu jilid 1 dengan sampul buku yang berwarna hijau dan berisikan 50 halaman, jilid 2 dengan sampul yang berwarna biru dan berisikan 71 halaman, jilid 3 dengan sampul yang berwarna ungu dan berisikan 68 halaman, jilid 4 dengan sampul yang berwarna oranye berisikan 62 halaman, dan buku tashrifnya yang berwarna kuning.
Awal saya belajar Al-miftah memang sangat lah rumit. Saya mulai belajar dari jilid 1 dan menyanyikan nadhomnya. Saat menyanyikannya memang sangat menyenangkan. Ketika mulai belajar dengan Ustad saya merasa pelajarannya lumayan mudah. saya belajar al-miftah hampir setiap hari, pada jam pelajaran sekolah dan malam hari. Jilid satu saya mempelajari tentang kalimat dan kalam, isim, fi'il dan huruf, mu'rab dan mabni. saya kesusahan ketika sedang mempelajari bab mu'rab dan mabni karena menurut saya itu sedikit susah.
Ketika mulai beranjak ke jilid 2 nadhom pun bertambah. Dan pelajaran di jilid 2 pun semakin rumit. Di jilid 2 saya mempelajari tentang ma'rifat dan nakirah, muanats dan mudzakar, jamid dan musytaq. Saya merasa kesusahan ketika mempelajari bab jamid dan musytaq karena saya harus menghafalkan banyak sekali wazan-wazan isim musytaq, tetapi, kesusahan itu mulai hilang ketika saya menyanyikan nadhomnya.
Saat saya mulai beranjak ke jilid 3, saya mempelajari tentang kalimat fi'l yang terdiri dari bab mu'rab dan mabni, mujarrod dan mazid, muttaddi dan lazim, ma'lum dan majhul, shohih dan mu'tal. Saya merasa kesulitan di bab shohih dan mu'tal karena ketika mempelajari bab itu saya harus bisa mempelajari buku tashrif.
Dan ketika saya mempelajari jilid 4 saya sangat merasa kesulitan karena saya harus mempelajari tentang kedudukan dari suatu kalimat. Menurut saya itu lumayan rumit.
Saya sudah menamati ke-4 jilid tersebut dan menurut saya mrmpelajari Al-miftah itu sangat menyenangkan, walaupun sekidit rumit. Saya belajar al-miftah sudah hampir 7 bulan dan sebentar lagi saya akan melaksanakan acara kelulusan al-miftah.
Sekian dari saya semoga bermanfaat.
Penulis: Zivana Aulia Al-haq
Santriwati Kelas 7 Al-Nadhlah IBS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H