SEJARAH REVOLUSI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Ziska Putri Hidayat / 191241159
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni untuk memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha perorganisasian di masyarakat. Selain itu kesehatan masyarakat dapat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda di masyarakat. Menurut Winslow (1920) yang mendefinisikan kesehatan masyarakat yang sampai sekarang masih relevan, yaitu public health adalah ilmu dan seni, mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha perorganisasian masyarakat untuk memperbaiki sanitasi lingkungan, memberantasi berbagai penyakit menular, memberi pendidikan untuk kebersihan perorangan, mengorganisir pelayanan medis, perawatan, diagnosis dini, dan pengobatan
Berkembangnya ilmu pengetahuan di Indonesia pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 mempunyai dampak yang signifikan terhadap segala aspek kehidupan manusia termasuk kesehatan. Pada abad-abad terdahulu masalah kesehatan terutama wabah penyakit hanya dipandang sebagai fenomena biologis dengan pencegahan yang dilakukan hanya secara biologis dengan skala yang kecil. Mulai abad ke-19 masalah kesehatan masyarakat mulai dipandang sebagai masalah yang luas dan kompleks. Maka dari itu, pendekatan masalah kesehatan perlu dilakukan secara komprehensif dan multisektoral. Pada abad ilmu pengetahuan ini juga mulai ditemukannya berbagai jenis penyakit dan juga pembuatan vaksin sebagai pencegah penyakit. Misalnya ditemukannya vaksin untuk mencegah penyakit Varicella atau Cacar yang ditemukan oleh Louis Pasteur, Joseph Lister yang menemukan asam karbol (carbolic acid) untuk mensterilisasi ruang yang akan dipakai untuk operasi, dan juga ada William Marton yang menemukan ether sebagai anastesi yang digunakan pada saat operasi berlangsung.
Penelusuran dan upaya kesehatan secara ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832 yang tepatnya berada di Inggris. Pada waktu itu sebagian besar rakyat Inggris terserang wabah kolera (Asiatic cholera) yang pada saat itu lebih banyak terjadi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang miskin. Setelah itu, parlemen Inggris membentuk sebuah komisi yang ditugaskan untuk menyelidiki dan menangani masalah wabah kolera ini. Seorang social scientist yaitu Edwin Chadwick adalah ketua dari komisi tesebut. Dari hasil penelitian dan penyelidikan yang dilakukan terdapat hasil bahwa masyarakat masih hidup di suatu kondisi dengan sanitasi yang masih buruk, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air yang kotor dan juga terdapat pembuangan kotoran manusia, air limbah yang mengalir tidak teratur, makanan yang dijual di pasar banyak dikerumuni lalat dan kecoa.
Berdasarkan laporan Chadwick yang sudah dilengkapi dengan analisis data dan stastistik, akhirnya parlemen Inggris mengeluarkan UU yang mengatur upaya kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja, dan pabrik. Bebrapa lembaga dan perguruan tinggi dunia juga mengembangkan ilmu kedokteran dan pada tahun 1908 sekolah kedokteran mulai berdiri dan menyebar secara luas ke Eropa, Kanada, dan sebagainya. Pada akhirnya, perkembangan kurikulum sekolah di kedokteran didasarkan pada prediksi bahwa penyakit merupakan hasil dari hubungan yang bekersinambungan antara faktor genetik, lingkungan fisik termasuk kondisi kerja, faktor sosial, dan pelayanan kesehatan.
Di Indonesia perkembangan masyarakat di mulai sejak pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai dengan adanya upaya pemberantasan penyakit cacar dan kolera yang mewabah di masyarakat saat itu. Berawal dari wabah tersebut pemerintah Belanda melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter di Jawa oleh dr. Bosch. Pada tahun 1927 akhrinya STOVIA berubah menjadi sekolah kedokteran dan juga berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menghasilkan tenaga kesehatan yang mengembangkan kesehatan masyarakat di Indonesia hingga sekarang sudah banyak sekolah dan perguruan tinggi yang memiliki peran aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Dapat disimpulkan revolusi kesehatan masyarakat terus berkembang seiring berjalannya waktu. Ide dan gagasan untuk meciptakan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan akan terus berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Menurut pendapat pribadi saya sudah seharusnya kita sebagai generasi emas di Indonesia mempunyai tugas untuk terus menciptakan inovasi dengan mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi di masa kini sehingga kita dapat menciptakan kehidupan kesehatan masyarakat yang sejahter di masa yang akan datang.