Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Kimia

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sang Navigator semut mengkomunikasikan sebuah jalur makanan kepada prajurit-prajurit lain dengan menebar Feromon, menginformasikan kepada mereka bahwa ada gulali lezat yang sengaja diberikan Tuhan lewat ketidaksengajaan si Maria menjatuhkannya.

Sang Handsome Butterfly berhasil mempersunting Si Kupu Jelita juga karena Feromon, tak perlu berucap. Ikatan Feromon yang dibuat Tuhan itu ternyata telah mengikat jalinan cinta diantara mereka.

Si Tobacco dan temannya Tomatto sering kali meminta bantuan kepada lebah untuk mengusir ulat-ulat maupun hama-hama lain yang sedang menyerang markas mereka. Sebuah asap kimia ia kirimkan via angin sebagai sinyal datangnya marabahaya. Fenomena ini adalah bentuk kasih Tuhan pada para perokok dan pecinta sambel.

Anggrek, Sang Perayu, memang handal bersilat kimia. Rayuan-rayuannya membuat serangga jantan manapun betah berlama-lama tinggal. Parfum serangga betinanya memang ampuh menyihir pejantan hidung belang itu bekerja siang-malam di pabrik reproduksinya. Lewat ini, rasa ketuhananmu dipersilakan berucap “pantas saja Anggrek itu terlihat manis”.

Pohon willow pun begitu, ketika ada segerombolan serangga menyerang meraka. Ia akan berteriak kepada temannya agar segera memproteksi diri, menyiapkan obat anti serangga. Feromon dengan bau khas itu telah terdengar jelas oleh Willow-willow yang lain.

Tak perlu si Joko meneriakkan ke seluruh dunia bahwa gula itu manis. Senyawa organik alifatik yang mengandung gugus hidroksida sudah cukup menjadi penyambung lisannya. Tuhan tahu, makhluknya yang satu ini tak mungkin dapat membuat sound system sebesar lemari sekalipun.

Mereka berkomunikasi untuk saling memahami. Mereka bertukar informasi untuk saling mengetahui. Feromon, parfum anggrek, senyawa manis, dan lain sebagainya adalah bahasa mereka dalam berinteraksi. Mata, hidung, telinga, lidah dan kulit bahkan indera keenam hanyalah piranti pengirim dan penerima. Mengirim sinyal bahasa itu kepada tower-tower yang siap menerima dan mengurainya menjadi kemengertian.

Ia adalah bahasa kimia, seperti halnya sandi-sandi. Ia dimengerti dan dipahami sebagai satu oleh sesama mereka yang mengetahui. Atau bisa jadi sandi itu dibuat agar dipahami lain oleh mereka yang lain. Tuhan menciptakan bahasa kimia karena memahami betul pluralitas dan keterbatasan makhluknya.

Ya, Bahasa Kimia adalah bagian dari bahasa komunikasi makhluk-makhluk ciptaan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline