Lihat ke Halaman Asli

Zilyanadelia WVN

Zilyanadelia Wahyu Veronellita Nurdin

Ketika Budaya Lama Ditinggalkan, Problematika Perawatan Masa Kini dalam Kasus Penganiyaan Anak

Diperbarui: 7 Desember 2024   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Praktik pengasuhan dan perawatan anak telah berubah sebagai akibat dari perubahan gaya hidup kontemporer. Seorang anak kecil di Malang disiksa secara fisik oleh pengasuhnya, menjadikannya salah satu contoh paling menonjol dari kekerasan terhadap anak oleh pengasuh. Bukti CCTV yang menunjukkan balita tersebut dicubit, dipukul, dan ditindih membuat kasus ini diketahui publik. Tidak adanya pengawasan dan masalah kepercayaan dalam hubungan antara orang tua dan pengasuh tercermin dalam agresi ini.

Menurut John Bowlby, pertumbuhan psikologis seorang anak bergantung pada ikatan emosional yang stabil dengan pengasuh utamanya. Keterikatan yang tidak aman dapat diakibatkan oleh pelecehan atau pengabaian oleh pengasuh, dan hal ini dapat memengaruhi interaksi sosial anak di masa depan.

Selain itu menurut Vygotsky, interaksi sosial-termasuk interaksi dengan pengasuh-memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan sosial dan kognitif anak. Budaya tradisional menumbuhkan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak melalui keluarga besar dan komunitas. Kualitas interaksi ini mungkin menurun akibat pergeseran pola asuh modern ke arah individualisme.

Anak-anak dalam budaya pengasuhan tradisional dibesarkan dalam lingkungan kelompok. Ada rasa aman dan pengawasan berlapis ketika kakek-nenek, tetangga, dan masyarakat setempat hadir. Prinsip dasar pengasuhan anak adalah nilai-nilai seperti cinta dan kolaborasi. Sayangnya, kesibukan dan individualitas membuat pengasuhan anak di era sekarang ini bergantung pada bantuan dari luar, seperti tempat penitipan anak atau pengasuh anak.

Orang tua harus mengadopsi kembali beberapa cara pengasuhan anak yang tradisional, seperti mengembangkan komunitas yang mendukung dan memperdalam hubungan emosional dengan anak-anak, untuk mengatasi masalah ini. Meskipun teknologi seperti CCTV sangat berguna, namun kesulitan dalam membangun kepercayaan akan tetap ada jika tidak ada kontak langsung dan perhatian. Kisah ini menjadi pengingat betapa pentingnya keseimbangan antara modernitas dan tradisi budaya untuk menyediakan lingkungan pengasuhan yang aman dan mengayomi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline