Hari rabu tepatnya tanggal 11 Agustus 2021, seperti kewajiban di beberapa kampus lainnya Universitas Negeri Jember menyelenggarakan penerjunan KKN BTV 3 bagi mahasiswa yang sudah memenuhi persyaratan untuk menempuh program KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya kali ini KKN BTV 3 diselenggarakan secara online setelah melewati diskusi panjang dan juga mundurnya jadwal penerjunan bagi mahasiswa akibat melonjaknya angka penyebaran virus covid-19 di Indonesia khususnya Jawa Timur.
Dengan segala pembekalan yang ekstra sebelum penerjunan KKN BTV 3 ini mahasiswa dihimbau agar benar-benar taat terhadap prokes dan juga fokus pada program kerja yang sudah disusun sesuai dengan tema atau topik yang telah diambil. Tidak dipungkiri penyebaran covid-19 memang sangat berpengaruh terhadap setiap sektor, tentunya yang paling terasa pada sektor ekonomi setiap individu. Bukan hal baru lagi apabila ada pengurangan pegawai pada sektor industri terjadi, dan itulah kenyataannya pada situasi pandemi kali ini.
Namun hal tersebut membuat beberapa orang memilih banting stir menjadi pedagang dengan sekala home industry. Banyaknya pengurangan karyawan atau pegawai membuat minat menjadi pedagang semakin meningkat, tetapi sangat disayangkan dalam hal pemasaran dan identitas produk sangat minim persiapan. Kurangnya kelembagaan atau kelompok pelatihan terhadap pelaku usaha kecil menengah ini sangat disayangkan.
Bukan tidak mungkin apabila hal tersebut sudah dipersiapkan dengan matang atau bahkan dibekali sejak dini, maka kurangnya variasi produk dan pemerataan pendapatan bisa di raih. Melihat kondisi lapangan seperti itu KKN BTV 3 mempunyai inisiatif untuk melakukan edukasi juga pelatihan sebagai bekal survive menghadapi banyaknya pemutusan hubungan kerja dan situasi pandemi dalam sektor ekonomi individu.
Menurunnya kebijakan PPKM level 3 ini membuat peserta KKN BTV 3 sedikit bernafas lega, bagaimana tidak? semula implementasi program kerja yang di rangkai sedemikian rupa hanya dijalankan secara online via zoom bahkan monitoring sampai evaluasi terhadap mitra pun dilakukan secara online juga. Mengetahui hal tersebut, peserta KKN BTV 3 bisa sesekali menyambangi mitra dalam melakukan pendampingan proses produksi hingga penjualan terhadap konsumen.
Tidak dipungkiri kurangnya pemahaman akan pemasaran produk secara online membuat pelaku usaha kecil menengah lebih memilih memasarkan produknya dengan cara dititipkan pada warung atau bahkan menawarkannya door to door. Hal ini dialami oleh mitra "Nanani jamu kebonagung" yang beralamat di Pasuruan kebonagung kecamatan purworejo, penjualan pada masa pandemi ini mengalami fluktuatif bahkan penurunan omzet harian.
Namun setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya, setelah melakukan analisa lapangan hal tersebut dikarenakan ada beberapa kompetitor yang menyamai dari segi produk yaitu kemasan dan tagline, ditambah dengan kondisi pandemi covid-19.
Hal tersebut sudah jelas bahwa kelembagaan sebagai wadah mentoring bagi para pelaku usaha sangat penting untuk mendorong variasi produk yang akan dipasarkan.
Disisi lain pentingnya pemahaman pemasaran digital sangat disarankan pada masa pandemi seperti ini, disamping cepatnya perluasan informasi di zaman sekarang. Sosial media juga membebaskan para pelaku usaha memasarkan produknya sekreatif dan semenarik mungkin.
Pada akhirnya pembinaan dan juga pelatihan dalam pembuatan kemasan produk, mentoring pemasaran online melalui sosial media dilakukan dengan bertahap sesuai arahan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) dan juga program kerja yang sudah terstruktur.