Lihat ke Halaman Asli

Zikria Desi Anggraini

Ibu dari tiga anak, berprofesi sebagai guru SD

Mimpi dari Si Anak Tukang Kebun

Diperbarui: 11 Maret 2022   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap anak mempunyai mimpi. Mimpi yang bisa berubah sewaktu-waktu seiring bertambahnya usia. Itu juga yang dialami oleh Sari si anak tukang kebun. Di saat usianya empat tahun, jika ditanya besok kalau sudah besar mau jadi apa? Jawabnya mau jadi tuan putri. Jawaban yang sangat polos, mengingat usianya yang masih balita. Jawaban itu keluar karena temannya selalu dipanggil tuan putri oleh bapaknya sedangkan dia tidak.

Di usianya yang ke tujuh, Sari kembali ditanya oleh beberapa orang tetangganya saat berulang tahun, apakah gerangan mimpinya kalau sudah besar. Jawabannya sekarang berubah, dia ingin jadi nona. Saat ditanya alasannya kenapa, dia menjawab karena bapaknya selalu memanggil anak majikannya dengan nona bukan nama si anak.

Di saat ulang tahun yang ke lima belas, ternyata ada lagi yang bertanya tentang cita-cita nya, kali ini teman-temannya yang bertanya. Karena setiap kali melihat bapaknya yang selalu bekerja keras untuk menghidupi keluarga, Sari menjawab ingin menjadi nyonya besar. 

Temannya tertawa, sambil berkata, mana ada cita-cita begitu, yang ada cita-cita jadi dokter, pengusaha, mana ada nyonya besar, itu kan julukan, kata teman-teman Sari. Lalu ada salah satu temannya yang penasaran, apa maksudnya Sari dengan menjadi nyonya besar. 

Sari pun menjawab, bahwa dia kasihan setiap kali melihat bapaknya disuruh-suruh oleh nyonya besar tempat bapaknya bekerja. Sari ingin bapaknya tidak lagi jadi tukang kebon, tidak lagi dibentak-bentak dan dikata-katai kasar oleh majikannya. 

Jika dia jadi nyonya besar, bapaknya akan hidup dengan nyaman. Itulah mimpi sari yang polos yang ingin membalas jasa-jasa dari bapaknya. Yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline