Lihat ke Halaman Asli

Zikri Abdillah

Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan SISTEM INFORMASI

Pengaruh Teknologi Terhadap Islam Beserta Sudut Pandangnya

Diperbarui: 1 November 2024   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Teknologi terhadap Islam beserta Sudut Pandangnya 

Pengaruh Teknologi sangatlah signifikan bagi perkembangan dalam penyebaran Islam, terlebih lagi dengan sarana yang memudahkan penyebaran media dakwah. Dengan berbagai macam perkembangan teknologi Islam menjadi familiar ditengah kerumunan para masyarakat, entah itu di desa mau pun di kota.

Akan tetapi sebelum menelusuri lebih dalam patut diketahui bahwa orientasi teknologi terhadap perkembangan islam adalah salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Maka dari itu yang wajib di garis bawahi ialah tujuan teknologi terhadap perkembangan Islam dapat terealisasikan kepada seluruhnya.

Ada beberapa hal yang wajib dipertimbangkan lebih lanjut dalam pemanfaatan kemajuan teknologi. Sangat penting bagi kita pemeluk agama Islam sadar akan standar etika dan moral beserta nilai-nilai agama dan budaya yang berlaku di masyarakat. Tindakan kita sebagai muslim dalam kemajuan teknologi yang sangat berkembang pesat yaitu memperdayakannya dalam hal-hal yang bersifat positif. Dalam pemanfaatan teknologi Islam mempunyai dua cara, yang pertama yaitu aqidah Islam dibangun sebagai paradigma ilmiah, maksudnya aqidah islam menjadi pacuan atau tolak ukur bagi umat muslim dalam melakukan segala hal, tetapi bukan berarti semua ilmu berkiblat kepada aqidah islam dan sebaliknya. Cara yang kedua adalah menetapkan aturan Islam sebagai standar untuk penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana kita ketahui bahwa dalam memulai segala aktivitas di kehidupan sehari-hari wajib melihat halal atau haram terhadap aktivitas tersebut. Maka dari itu fungsi dari cara kedua kurang lebihnya seperti itu.

Peran Islam dalam pengembangan teknologi adalah bahwa syariah islam harus digunakan sebagai standar dalam penanganan teknologi, dan ketentuan halal - haram harus digunakan sebagai standar dalam semua bentuk penggunaan teknologi. Setelah ditelusuri lebih dalam bahwa Al-Qur'an telah mendokumentasikan kepada kita sebagai umat muslim untuk memperdalam akan pengetahuan teknologi sebagaimana tertulis di surah Ar- Rahman ayat 33 sebagai berikut :

"Seruan Allah, "Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu tidak sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (sains dan teknologi)" (Q.S. ar-Rahman [55]: 33)3, menantang dan mendorong kita untuk terus mengembangkan IPTEK untuk memahami rahasia-rahasia Allah tentang apa yang terjadi di langit dan di bumi. Satu-satunya cara untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Pencipta dan menyelesaikan masalah masyarakat Islam adalah dengan belajar ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, IPTEKS dipelajari bukan untuk IPTEKS itu sendiri, tetapi untuk memahami ayat-ayat Allah SWT dan mendapatkan keridhoan-Nya.

            Dari sini kita bisa menilai bahwa islam sendiri tidak mendikotomi antara ajaran islam dengan perkembangan teknologi yang sangat berkembang pesat, justru islam sendiri menganjurkan kita sebagai umatnya untuk menelusuri lebih dalam. Tidak hanya itu saja banyak dari beberapa bukti bahwa islam selalu mendukung untuk kita mengetahui akan pemahaman teknologi seperti muslim harus memiliki ciri-ciri ilmuwan karena mereka kritis (QS. Al-Isra/17: 36), mendapatkan kebenaran dari mana pun ilmu itu berasal (QS. Az-Zumar/39: 18), dan selalu berusaha secara kritis dengan logika mereka (QS. Yunus/10: 10). Semua itu adalah bukti kuat bagi kita untuk mempelajari teknologi mengapa demikian, karena teknologi pun sangat berdampak bagi peradaban manusia dan sangat memudahkan di kehidupan sehari-hari.

            Dalam penggunaan teknologi pun sangat berpengaruh bagi penyebaran atau dakwah akan pengetahuan islam yang begitu kompleks. Keuntungan dari pemanfaatan teknologi dalam penyebaran dakwah islam yang pertama dakwah tidak lagi bergantung pada waktu dan tempat  yang kedua dakwah dapat mencakup banyak orang, yang ketiga yaitu dakwah dapat tersebar dengan cepat. Untuk sarana penyebarannya banyak sekali contohnya seperti media cetak yaitu koran, novel, artikel, dan jurnal. Bisa pula dengan menyebarkan video edukasi islam di berbagai aplikasi seperti instragram, twitter, dan tik tok, nah dari sini akan terebukti bahwa keberadaan teknologi sangat bermanfaat sekali.

            Tidak bisa diartikan bahwa keberadaan tekonologi sangat murni atau bebas dari dampak negatifnya. Jika kita telaah lebih komleks banyak sekali dampak negatifnya salah satunya yaitu kecanduan yang sangat mendalam dengan pengunaan gadget khususnya handphone. Kasus ini sudah sangat familiar diberbagai negara manapun. Hal ini terjadi karena tidak ada arahan atau kesadaran pribadi yang mengtur dalam penggunaan gadget sehingga hampir dari semua orang tidak bisa membatasi dalam penggunaannya.

            Maka penting peran islam dalam memfilter perkembangan teknologi yang sangat pesat ini agar terkontrol dari hal-hal yang kurang bermanfaat. Jika teknologi ini berkembang dengan sendirinya tanpa ada dorongan atau kontribusi islam di dalamnya maka yang akan terjadi adalah kebebasan ekspresi atau tindakan akan sangat berkeliaran begitu saja. Sebagaimana kita ketahui bahwa pornografi pun sudah sangat tersebar luas di berbagai media bahkan sudah sampai di titik menormalisasikannya, ini adalah bukti nyata bahwa pentingnya pengontrolan yang efektif dan filterisasi yang begitu ketat.

            Antara tahun 1996 dan 2003, dua puluh negara anggota OKI hanya mengalokasikan 0,34% dari GDP, hanya tujuh kali lipat dari anggaran rata-rata global sebesar 2,36%. Anggaran ini sangat rendah di negara-negara Muslim. Ada banyak alasan. Pertama, sebagian besar negara Muslim termasuk dalam kelompok negara miskin, sehingga mereka memprioritaskan program jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kedua, sebagian besar negara-negara ini sebenarnya termasuk dalam kelompok negara kaya. Namun, mereka lebih suka membeli produk jadi daripada bekerja untuk membuat produk sains itu sendiri. Ketiga, otoritas politik yang otoriter mengurangi kebebasan di negara-negara Muslim. Keempat, banyak negara Muslim tidak stabil karena konflik internal dan campur tangan negara adidaya untuk kepentingan politik mereka. Kelima, banyak negara Muslim tidak memiliki akses ke pendidikan berkualitas tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline