Lihat ke Halaman Asli

Zifa Anggraini

Mahasiswi SV IPB

Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 12 Juli 2021   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang telah kita ketahui virus corona atau Covid-19 masih melanda seluruh negara di dunia sejak bulan Maret 2020 lalu. Jumlah kasus virus corona kian meningkat setiap harinya. Banyak sekali perubahan yang kita rasakan seperti harus memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Tak hanya itu perubahan juga terjadi di berbagai bidang, tak terkecuali pada bidang pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Virus Corona dengan melakukan pembelajaran jarak jauh di rumah.

Pembelajaran jarak jauh adalah sistem pembelajaran formal yang dilakukan oleh tenaga pengajar dengan peserta didik tanpa adanya pertemuan tatap muka secara langsung. Semua kegiatan pembelajaran dilakukan melalui aplikasi. Kebijakan pemerintah untuk pembelajaran jarak jauh diberlakukan pada berbagai tingkatan mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Adapun kebijakan tersebut dikeluarkan dengan tujuan agar mengurangi risiko penularan Covid-19.

Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh

Banyak sekali pro dan kontra terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Kebijakan tersebut tentu memberikan keuntungan bagi peserta didik yang telah siap dengan alat elektronik pendukung belajar mereka seperti ponsel ataupun laptop. Namun, lain halnya dengan peserta didik yang kurang mampu untuk membeli alat elektronik tersebut. Sehingga, pihak sekolah harus mencari solusi agar semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh ini. Selain pada alat pendukung belajar, banyak peserta didik yang mengeluh tentang biaya kuota internet yang mereka gunakan kini harus melonjak naik.

Pandangan Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh

Sistem pembelajaran jarak jauh ini kurang kondusif baik bagi tenaga pengajar maupun peserta didik. Mengapa? karena saat pembelajaran tatap muka saja masih banyak peserta didik yang kurang paham apalagi jika melalui pembelajaran jarak jauh seperti ini. Tenaga pengajar tidak bisa mengontrol perkembangan peserta didik secara langsung. Tenaga pengajar hanya dapat melakukan pembelajaran menggunakan media sosial seperti WhatsApp, e-mail, aplikasi google meet, aplikasi zoom atau media lain.

Kurang efektif untuk peserta didik karena saat pembelajaran jarak jauh peserta didik hanya mengerjakan soal saja untuk mendapatkan nilai. Saat di rumah pun tak jarang orang tua yang juga menyuruh anaknya untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah sehingga anak harus membagi waktu kapan harus belajar, istirahat ataupun harus mengerjakan pekerjaan lainnya. Bagi peserta didik yang memasuki usia remaja mungkin telah mandiri untuk belajar di rumah seperti ini. Namun, lain halnya untuk peserta didik TK atau SD karena saat mereka belajar di rumah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendampingi mereka belajar. Tak jarang orang tua tersebut mendampingi sekaligus ikut andil dalam mengerjakan tugas anaknya.

Dibalik pandangan negatif pembelajaran jarak jauh ini, ada pandangan positif yaitu peserta didik menjadi lebih dekat dengan keluarga di rumah dan memiliki waktu lebih banyak di rumah. Selama sekolah tatap muka tak jarang anak kekurangan waktu bersama keluarga bisa karena orang tua yang sibuk bekerja ataupun anak itu sendiri yang sekolah hingga sore hari. Selain itu, selama pandemi virus corona ini banyak peserta didik yang memanfaatkan pembelajaran jarak jauh untuk mereka berkreativitas contohnya seperti berjualan dengan memanfaatkan teknologi seperti ponsel untuk berjualan online. Banyak waktu untuk belajar apabila dimanfaatkan dengan benar seperti mengikuti bimbingan belajar online atau webinar.

Meskipun demikian, pandemi Covid-19 bukanlah menjadi suatu penghalang bagi anak bangsa untuk mengejar cita-cita mereka. Apapun kebijakan yang telah pemerintah berikan tentu saja telah dipikirkan ke depannya. Pembelajaran jarak jauh tidak menutup kemungkinan kesuksesan seseorang. Kesuksesan seseorang tergantung pada niat dan usaha diri sendiri.

Penulis: Zifa Anggraini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline