Oleh: Muhammad Zidny Ilman
Pendahuluan
Dibalik sentuhan jari yang berpengalaman, di sanalah terdapat kisah panjang mengenai perjalanan SKT (Sigaret Kretek Tangan) yang bukan hanya sekedar aroma tembakau saja, melainkan menjadi simbol dari kekayaan warisan budaya Indonesia. Melibatkan keterampilan tangan yang berpengalaman, setiap putaran tembakau menjadi karya seni yang mencerminkan keahlian dan dedikasi para pengrajinnya. Dari satu sentuhan ke sentuhan berikutnya, terpaparlah kisah-kisah berlatar belakang sejarah, tradisi, dan kearifan lokal yang melekat pada proses pembuatan SKT.
Sebagai salah satu produk asli Indonesia, SKT memiliki peran yang sangat signifikan dalam menyerap tenaga kerja dan juga memberikan kontribusi penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional. Dalam konteks ekonomi Indonesia, SKT tidak hanya sebagai sumber kenikmatan bagi para penggemar rokok saja, melainkan sebagai perwujudan nyata dalam menciptakan lapangan kerja bagi ribuan orang. Dengan menyusuri jejak tradisi yang terwariskan melalui setiap pembentukan rokoknya, SKT telah menjadi bagian penting dalam menopang keberlangsungan ekonomi Indonesia, menjadi salah satu pilar yang konsisten dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional.
Peran SKT Dalam Mengatasi Tantangan Ketenagakerjaan di Indonesia
Dalam melakukan eksplorasi lebih mendalam, peran SKT sangat relevan dengan semangat Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional yang diperingati pada 17 Oktober 2023. Diketahui, berdasarkan Proyeksi Ketenagakerjaan dan Sosial Dunia ILO dalam Tren 2023 (Tren WESO), kondisi lapangan kerja global diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang terbatas, hanya sebesar 1% pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan penurunan lebih dari setengah dari pertumbuhan yang terjadi pada tahun sebelumnya, yaitu 2022. Sedangkan di Indonesia sendiri, ketersediaan lapangan kerja juga merupakan isu yang pelik.
Salah satu elemen penting yang membuat SKT menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah kehadirannya yang telah melibatkan banyak pihak selama bertahun-tahun. Selain menjadi pilihan konsumen, SKT juga memberikan dampak nyata bagi tingkat pengangguran di berbagai wilayah Indonesia. Dengan menyerap tenaga kerja yang besar, SKT dapat memberikan kontribusi positif dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan. Proses pembuatan SKT yang melibatkan berbagai tahapan, mulai dari penanaman tembakau hingga produksi akhir, menciptakan kebutuhan akan keterampilan dan tenaga kerja yang beragam. Hal ini memberikan kontribusi nyata dalam menanggulangi masalah pengangguran di berbagai wilayah Indonesia terutama bagi masyarakat yang berada disekitar lokasi produksi.
Industri tembakau memegang peran sentral sebagai salah satu sektor terbesar di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) menunjukkan bahwa total angka pekerja yang terserap oleh industri rokok mencapai 5,98 juta orang. Dari jumlah tersebut, 4,28 juta bekerja di sektor manufaktur dan distribusi, sementara sisanya sebanyak 1,7 juta orang bekerja di sektor perkebunan.
Peran Ganda Perempuan Pekerja SKT: Dari Pekerjaan hingga Pemberdayaan Keluarga
Lebih dari sekedar pekerjaan, perempuan-perempuan yang berkiprah di industri SKT mengemban peran ganda sebagai tulang punggung keluarga. Data menunjukkan bahwa sekitar 97% pekerja SKT adalah perempuan. Mereka tidak hanya menjalankan tugas pekerjaan mereka dengan dedikasi, tetapi juga berhasil meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Keberhasilan mereka menyekolahkan anak-anaknya menjadi indikator konkret dari peran positif SKT dalam membantu pembangunan keluarga Indonesia. Perempuan-perempuan pekerja SKT umumnya berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Mereka bekerja di industri SKT untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Selain itu, industri SKT memiliki peran penting dalam pemberdayaan perempuan. Dengan memberikan kesempatan kerja bagi perempuan, industri SKT juga dapat memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pekerja perempuan. Hal ini dapat membantu perempuan untuk mengembangkan potensi mereka dan meningkatkan produktivitas mereka di tempat kerja.