Lihat ke Halaman Asli

Idealisme Vs Profesionalisme

Diperbarui: 7 April 2019   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebut saja warga Indonesia; ia seringkali dihimpitkan oleh permasalahan klise bak kawula muda yang dilanda dilema cinta. Bukan madu dikata jika yang dipersoalkan ialah perihal idealisme dan profesionalisme semata. Ajang junjung idealisme sudah meredup dari angkara hiruk pikuk politik Indonesia. Terlebih mendekati pesta demokrasi 17 April 2019 nanti. Para mahasiswa selaku digital native pun tak lagi menyuarakan gregetnya yang dulu sempat dibanggakan.

Kontradiksi antar partai politik kian menjadi suatu hal yang biasa. Hoax, fitnah, penipuan, hujatan antar ras dan agama menjadi junjungan yang seolah sewajarnya. Coba kita perhatikan, perhelatan akbar busuk ini jika dibiarkan tentu akan menjadi suatu budaya yang akan jatuh turun temurun. Warga Indonesia akan terbiasa mengkonsumsi keburukan. Mahasiswa seolah sudah menumpulkan taringnya sebagai agen perubahan dan kontrol sosial.

Ah, kataku. Idealisme tak sepenuhnya hilang karena keegoisan mahasiswa semata. Urgensi lain ialah tingginya aturan kampus yang menuntut untuk mahasiswa profesional menaati aturannya. Seolah menjadi kritikus tak layak dilakukan mahasiswa, yang utama ialah IPK, IPK, dan IPK.  Hal lain yang menjadi ajang dilematis ialah sibuknya mahasiswa menjadi tim sukses pada pemilu 2019 ini.

Banyak sekali yang turut melontarkan hujatan kebencian, maupun terpancing di sosial media. Mereka telah disibukkan. Yang lainnya apatis akan masa depan bangsanya. Idealisme dan Profesionalisme yang tak jelas dinaiki mahasiswa ternyata tak jauh dari sebuah kepentingan perut. Semoga usai perhelatan akbar ini semua kembali seperti semula. Sebagai sosok mahasiswa menjadi pemantau kebijakan pemerintah, mengawal masyarakat, dan sebagainya.

Suram sekali jika hal ini terjadi secara kontinu, dan para muda lupa akan hakikat tugasnya. Sebagai seseorang yang berada ditengahnya, saya hanya bisa berharap. Semua berjalanlah sebaik-baiknya. Entah antara profesional, idealis, maupun kepentingan perut. Selamat berpesta demokrasi 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline