Lihat ke Halaman Asli

Romansa Abadi

Diperbarui: 4 Oktober 2016   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Relungku bergema
Pada lagu yang menceritakan pahit sukma malam
Seolah menyindir ego yang hengkang menepi
Titik embun tak lagi syahdu
Dekapan malam buta kian merujam
Bercengkerama dalam kasih tak bertuan
Menenggelamkanku perlahan
Pada lautan asmara begitu menyesakkan
Lagu itu di gubah oleh renungan
Tentang bayang Ilusi di balik tirai kelabu
Aku terduduk di sudut rasa sepiku
Berharap bingkai nada – nada ketulusan mendekat
Namun dermaga hatimu kian menjauh
Nadi seakan berhenti berdegup
Semburat senja di matamu tak lagi tampak
Sebercak cahaya pun hampir tak tersisa
Seakan melumpuhkan sanubari yang kian ngilu
Kesendirianku tiada arti
Hati yang kini bergeming
Hanya bersisa sajak – sajak yang menjerumus
Lagu lama kini sebatas melodi
Bait dawai asmara tinggalah sudah
Binar kasih hanya secercah omong kosong
Kini hanya terlihat bayangmu dalam angan yang menghujam
Aku akan selalu menunggumu
di ujung keabadian...

Temanggung, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline