Lihat ke Halaman Asli

Kasta di Sekitar Kita

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat kini lebih mengedepankan egoisme mereka masing-masing. Mengapa demikian? Karena sekarang ini hampir seluruh lapisan masyarakat merasa paling baik, paling benar, dan membedakan satu sama lain. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan walaupun terkadang merasa untuk tidak dipermasalahkan, namun dalam membedakan satu sama lain dapat menimbulkan akibat buruk. Dalam segala aspek kehidupan seseorang dapat merasa bahwa dirinya paling baik. Kejadian tersebut di antaranya adalah: pertama, seorang pelajar yang mengganggap bahwa dengan bersekolah di sekolahnya lebih baik daripada bersekolah di sekolah lain, karena merasa sekolahnya lebih lengkap dari segi sarana prasarana, guru yang mengajar berasal dari lulusan perguruan tinggi ternama, memiliki banyak prestasi, dan lain sebagainya. Kedua, mahasiswa yang saling membeda-bedakan jurusan yang dipilih. Ada yang mengganggap daripada kuliah disuatu perguruan tinggi tetapi dengan jurusan tertentu yang dianggap tidak menarik lebih baik berkuliah di perguruan tinggi lain. Ada juga mahasiswa yang memandang sebelah mata suatu perguruan tinggi dengan mengutarakan berbagai alasan mulai dari lingkungan yang tidak kondusif, pergaulan di sekitar kampus yang tidak baik, dan lain sebagainya. Ketiga, para pekerja yang merasa bahwa pekerjaan dan tempat kerjanya paling baik daripada pekerjaan dan tempat kerja yang lain. Ketiga hal tersebut hanya sedikit gambaran kondisi masyarakat sekarang ini. Tanpa disadari ternyata dengan sikap tersebut dapat menimbulkan dampak negatif, semisal seorang pelajar atau mahasiswa yang tidak suka berteman dengan kawannya yang berasal dari desa yang menurutnya dari segi penampilan dan kebiasaan tidak sesuai dengan dirinya, kemudian merasa bahwa dirinya paling baik serta harus mencari kawan yang sesuai. Begitu juga dengan orang dewasa kalangan pekerja sering mereka membedakan rekan-rekan kerjanya karena pangkat dan jabatan. Dari perilaku yang demikian dapat memunculkan kasta kehidupan. Kini kondisi tersebut mulai bermunculan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berteman sering kita melihat tiap-tiap orang berkelompok dengan orang-orang tertentu dan mereka cenderung hanya bergaul dengan orang-orang dalam kelompok itu. Dalam lingkup profesi juga terdapat jurang pemisah antara orang dengan pangkat tinggi dengan orang pangkat sedang dan rendah. Mereka cenderung berkelompok dengan anggapan bahwa mereka yang paling baik, bahkan di antara mereka muncul perasaan tidak nyaman dan tidak ingin berteman dengan orang-orang tertentu. Kita juga sering meremehkan orang lain padahal orang lain yang kita remehkan bisa jadi lebih hebat daripada kita. Dimanapun posisi orang tersebut bukan merupakan permasalahan. Ibarat emas dimanapun berada tetaplah emas. Emas yang ditemukan dalam kubangan lumpur dan tumpukan sampah tetaplah emas yang bernilai tinggi dan digemari banyak orang. Apabila ada orang yang melihat emas dalam tumpukan sampah pastilah ia tetap rela mengais sampah-sampah yang bau demi mendapatkan emas tersebut. Analogikan diri kita dengan emas. Kita harus mampu menjadi individu yang mampu membawa pengaruh besar bagi masyarakat. Menjadi individu yang memiliki pemikiran yang bersifat membangun serta bernilai tinggi dihadapan masyarakat layaknya emas. Untuk menjadi individu yang seperti itu tidak perlu memandang apakah berasal dari desa atau kota. Semua orang dapat menjadi individu yang sukses dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kini banyak orang-orang sukses dengan kisah inspiratifnya di Indonesia. Mereka semua tentu berasal dari latar belakang yang berbeda-beda mulai dari keluarga, tempat tinggal, pengalaman, dan pendidikan. Kesimpulan dari semua yang telah dijabarkan kita tidak perlu membedakan satu sama lain, selalu merasa paling baik, dan meremehkan orang lain, karena dari perilaku seperti itu dapat memunculkan kasta kehidupan. Kita tetap harus mengingat keberadaan Tuhan, bagi Tuhan manusia yang paling mulia di sisinya adalah takwanya bukan dari segi harta, pendidikan, tempat tinggal, dan lain sebagainya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline