Lihat ke Halaman Asli

MotoGP Mandalika: Membangun Ekonomi Masyarakat dan Gempuran Globalisasi pada Budaya lokal

Diperbarui: 27 Juni 2022   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lombok Barat terpilih sebagai lokasi pembangunan dan perhelatan akbar MotoGP di Indonesia, hal ini mendapat banyak pertanyaan terkait alasan pembangunan sirkuit tersebut di Lombok. Menurut pemerintah bahwa Lombok terpilih sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan oleh karena itu sirkuit yang diberi nama Mandalika itu dibangun di Lombok. 

Pemerintah dengan program Kawasan Ekonomi Khusus tersebut nampaknya pemerintah sedang fokus pada pembangunan ekonomi, investasi dan pembangunan masyarakat serta budaya lokal sebagai salah satu destinasi pariwisata kelas dunia yang tak hanya dimiliki oleh Bali saja. 

Hal ini tentu saja mempengaruhi kehidupan masyarakat yang nantinya mendapatkan sorotan media internasional, dan dengan itu mudah bagi budaya lokal Indonesia bisa dikenal dalam lingkup mancanegara.

Dalam analisis globalisasi terkait pembangunan dan budaya lokal, menurut Selo Soemardjan (Nurhaidah dan Musa, 2017) globalisasi diartikan sebagai suatu pembentukan kesatuan dan peningkatan mobilitas komunikasi untuk menjangkau masyarakat internasional untuk menjalankan satu sistem yang sama dalam kehidupan global. 

Jika berpedoman pada definisi tersebut tercermin bahwa dalam meningkatnya globalisasi di era modern ini membutuhkan kesatuan dalam sistem kerja global, termasuk nilai-nilai global, tatanan ekonomi, budaya, politik dan lain sebagainya. 

Kemajuan ini tentunya membawa angin segar bagi seluruh negara yang mampu beradaptasi dan mengikuti arus globalisasi yang sedang dan terus terjadi. Investasi yang masif terjadi memudahkan pembangunan dalam aspek infrastruktur negara, termasuk pembangunan kawasan pariwisata yang bertujuan meningkatkan laju ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia.

Efek domino (Rasbin, 2022) yang ditimbulkan dalam aspek positif bagi pembangunan ekonomi Indonesia akibat MotoGP Mandalika yakni pendapatan asli daerah meningkat secara signifikan, kunjungan wisatawan pada hotel-hotel meningkat pula yang pada awalnya diangka 15% melonjak menjadi 95%, pendapatan dari bisnis sewa kendaraan ikut meningkat yang pada awalnya pada angka 10-15 juta perbulan, meningkat pada angka 70 juta rupiah untuk pendapatan satu bulannya, menyerap lapangan kerja pada masyarakat lokal lebih dari 1000 pekerja, serta peningkatan sebanyak 50% pada armada pesawat terbang. 

Fakta-fakta ini sudah cukup untuk menggambarkan bahwa globalisasi akan nilai-nilai, budaya dan investasi di sektor ekonomi membantu meningkatkan geliat ekonomi masyarakat lokal di sekitar arena MotoGP Mandalika yang pada sebelumnya sempat tertatih akibat pandemi COVID-19.

Perhatian lain perlu ditingkatkan pada dampak negatif yang sewaktu-waktu akan membaur dalam masyarakat. Pada aspek sosial budaya perlu adanya perhatian lebih, salah satu dampak negatif globalisasi pada bidang sosial budaya (Nurhaidah dan Musa, 2017) adalah nilai-nilai budaya barat yang secara perlahan menyelinap diantara nilai dan budaya bangsa. 

MotoGP adalah produk budaya asing, tidak bisa dipungkiri bahwa ajang balapan internasional tersebut adalah penanaman nilai-nilai tentang transportasi dan ajang balapan motor sebagai suatu produk budaya, yang mana di Indonesia memiliki hal yang serupa, seperti karapan sapi di masyarakat Madura. 

Namun dengan perkembangan teknologi akibat globalisasi dan modernisasi, masyarakat barat mampu menciptakan alat berbentuk mesin yakni motor yang kencang untuk perhelatan balapan. Meskipun tidak sepadan dalam hal teknologi, namun yang digaris bawahi, ternyata ada pula ajang balapan dengan dilandasi budaya lokal Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline