WhatsAppmerupakan layanan pesan instan yang didirikan oleh Brian Acton dan Jan Koum, yang merupakan alumnus Universitas Stanford dan Imigram asal Ukrania pada 24 Februari 2009. Mereka berdua juga merupakan mantan karyawan sebuah perusahaan mesin pencari Yahoo.
Karena WhatsApp memiliki potensi yang sangat besar membuat Facebook sangat menginginkannya. Perusahaan sebesar Facebook yang sudah terlanjur kaya pastinya sangat mudah membeli sebuah aplikasi layanan pesan instan. Brian Acton dan Jan Koum juga diangkat menjadi salah satu petinggi Facebook.
Namun kini mereka berdua sang pendiri WhatsApp telah hengkang. Yang pertama Brian Acton yang mengundurkan diri terlebih dahulu lalu diikuti Jan Koum setelah berselisih dengan jajaran petinggi Facebook dalam hal data pengguna.
WhatsApp 'sebelumnya' melindungi privasi para pengguna dengan menggunakan teknologi enkripsi yang membuat pesan-pesan tidak bisa dibaca oleh orang lain selain pengirim dan pengguna. Namun sejak diakuisisi, Facebook ingin menggunakan data pribadi para pengguna WhatsApp dan melemahkan teknologi enkripsi.
Tapi apakah kalian tau bahasa pemrograman yang menciptakan WhatsApp? Pasti kebanyakan jawabannya adalah bahasa pemrograman Java, C++, Phyton dan sejenisnya padahal WhatsApp menggunakan bahasa pemrograman Erlang. Bahasa pemrograman Erlang sangatlah asing terdengar di Indonesia, Erlang merupakan bahasa pemrograman buatan Ericsson.
Erlang bukan kependekan dari Ericsson Language loh yah! Erlang diambil dari nama seorang pendirinya yaitu Agner Krarup Erlang. Erlang merupakan bahasa pemrograman dengan performa tinggi, near zero downtime, high availability untuk nantinya digunakan pada operasional industry telekomunikasi.
Erlang mungkin bisa dibilang kuno dibandingkan berbagai layanan pesan instan lain seperti Facebook Messenger, Beetalk, Line, WeChat, dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H