Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hasil alam terbaik di dunia. Keunggulan ini sudah diakui oleh dunia dari masa ke masa, salah satu yang terkenal dari Indonesia adalah kualitas dan jenis bambu yang dimilikinya. Sejak masa perjuangan melawan penjajah dahulu, rakyat Indonesia sudah menggunakan bambu untuk melawan penjajah di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu pengetahuan masyarakat Indonesia tentang bambu digunakan untuk membuat seni kerajinan tangan, tangan tangan emas putra bangsa menghantarkan bambu di Indonesia menjadi mendunia, lewat hasil kerajinan tangan berupa bangku yang terbuat dari bambu, meja, saung dll. Seperti halnya Bapak Fendi dari Desa Rumpin, Kab.Bogor, Jawa Barat.
Beliau adalah salah satu pengrajin bambu asal Indonesia yang sudah mendunia, bakatnya sudah ia asah sejak duduk dibangku SMU, keahliannya ini ia dapatkan dari sang ayah yang juga berprofesi sebagai pengrajin bambu, awalnya Bapak Fendi hanya melihat ayahnya membuat bangku dari bambu, namun berjalannya waktu Bapak Fendi pun mulai jatuh cinta dengan seni ini.
Sudah berjalan dua puluh tahun lebih sejak Bapak Fendi mulai menekuni usahanya ini, beliau mengaku banyak perubahan yang terjadi pada profesi ini, salah satu yang mencolok adalah apabila dahulu saat beliau menjual bambu tahun delapan puluhan, beliau sempat di larang oleh pemerintah setempat karena beliau dahulu berjualan di pinggiran jalan dan juga dahulu menurutnya sangat susah memasarkan bambu yang telah dibuatnya.
Tetapi hal itu berbeda jauh dengan sekarang, sekarang banyak orang yang mencarinya karena tau keahliannya yang mempuni ini dapat diandalkan dalam kerajinan bambu, sekarang beliau juga sudah memiliki lapak sendiri untuk berjualan sehingga beliau tidak akan lagi dilarang oleh pemerintah setempat karena berjualan sembarangan di pinggir jalan.
Bahkan sekarang dalam bentuk berterimakasihnya pemerintah atas hasil karya seninya, beliau diberikan pelatihan di Balai Kehutanan setempat untuk diajarkan cara untuk memasarkan produknya agar banyak dibeli oleh orang banyak dan juga dilatih untuk memanagement keuangannya agar meminimalisir kerugian saat berjualan.
Ditengah kesuksesan yang diraih Bapak Fendi, terdapat beberapa hambatan yang beliau alami, yang pertama berkaitan dengan infrastruktur jalan yang kurang mempuni, sejak tahun 2018 Desa Rumpin yang menjadi tempat tinggal Bapak Fendi membuka tambang pasir dan batu pertamanya.
Sejak saat itu banyak kendaraann angkutan berat yang melintas dijalan dekat rumah Bapak Fendi, dan hal ini mengakibatkan rusaknya jalan disekitar rumah beliau, beliau mengaku dengan rusaknya jalan didekat rumahnya ini membuat usahanya sedikit mengalami kesulitan saat memasarkan produknya.
Tetapi itu tidak menurunkan semangat Bapak Fendi dalam berkarya, beliau berharap pemerintah segera membuatkan jalan khusus angkutan berat, agar jalan dekat rumahnya tidak lagi rusak akibat angkutan berat tersebut dan juga agar penjualannya dapat kembali seperti dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H