Lihat ke Halaman Asli

Zico Alviandri

Warga Indonesia

Menyikapi Istri yang Rajin Ibadah Tapi Kurang Melayani Suami

Diperbarui: 23 Februari 2024   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar:Ayo Lebih Baik

"Apa saya tinggalkan saja dia, ya?" curhat seorang suami. Ini hanya cerita ilustrasi.

"Dia memang salehah, ibadahnya rajin. Salat malam, puasa sunnah, baca Al-Qur'an, amalnya hebat. Tapi pelayanan kepada suami kurang. Habis Isya sering tidur, padahal saya baru pulang kerja dan butuh layanannya. Kan jadi aneh, saya cemburu sama Tuhan," tukasnya lagi.

"Ya sudah, lebih baik dia fokus ibadah saja. Saya tak mau membebaninya dengan tuntutan untuk memperlakukan suami sebagaimana layaknya. Saya rasa Tuhan akan setuju kalau saya melepas dia. Mungkin kalau kami berpisah, akan mendatangkan keadaan yang lebih baik bagi masing-masing kami." Sudah sampai taraf itu si suami mengambil kesimpulan.

Wajarkah kecemburuan itu, Kisanak? Benarkah perpisahan itu akan menghadirkan win-win solution?

Rasulullah SAW pernah menceraikan seorang istrinya yang dirasa telah melewati batas meluapkan sikap cemburu. Bahkan demi meredakan kecemburuan istrinya itu Rasulullah sampai-sampai menetapkan pengharaman atas apa yang dihalalkan oleh Allah SWT, hingga beliau SAW ditegur dalam surat At-Tahrim.

Sekilas, bagi pria umumnya, alasan posesif itu hal yang sedikit bisa dimaklumi untuk melepas pasangan. Pada apa yang terjadi dengan rumah tangga Rasulullah, sang istri tak hanya posesif, namun sempat melanggar perintah Baginda Nabi SAW.

Namun rupanya bagi Rasulullah perpisahan itu tidak dibenarkan oleh Allah SWT. Karena istri yang ditalak adalah perempuan salehah yang banyak beribadah dan berpuasa.

Ummul Mukminin itu adalah Hafsah binti Umar bin Khattab r.ha. Cromboloninya, eh... kronologinya begini. Suatu ketika Rasulullah berada di rumah Hafsah yang sedang tidak berada di tempat. Lalu istri Rasulullah yang lain yaitu Maria Qibthiyah datang untuk suatu keperluan.

Kemudian Hafsah pun pulang ke rumah dan mendapati Rasulullah & Maria Qibthiyah sedang berada di dalam. Ia pun merajuk. Hingga untuk meredakan kemarahan Hafsah, Rasulullah bersumpah untuk tidak lagi menggauli wanita Qibthi yang berasal dari Mesir tersebut.

Hafsah diminta untuk merahasiakan sumpah itu. Namun ia malah membocorkan kepada istri Rasulullah yang lain. Maka marahlah Baginda Nabi. Dan kata talak pun terucap kepada Hafsah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline