Ramadan Bulan Kesabaran
Pada dasarnya, puasa bermakna imsak, yaitu menahan. Kondisi ini tidak dapat terealisasi kecuali dengan menerapkan kesabaran. Dalam kitab Lathaif al-Ma'arif, disebutkan bahwa kesabaran mencakup tiga hal; yaitu, 1) Sabar dalam ketaatan pada Allah, 2) Sabar menahan dari larangan Allah, dan 3) Sabar dalam takdir Allah yang menyulitkan.
Poin pertama, sebagaimana puasa pada umumnya, kita sabar menahan tidak makan dan minum di siang Ramadan, menjalankan tarawih, tadarus, dan lain-lain. Semuanya bertujuan pada ketaatan. Poin kedua, dalam berpuasa tentu ada larangannya. Upaya kita dalam menahan diri dari segala larangan ini, adalah proses dari kesabaran. Makna puasa jauh lebih sakral dibanding hanya menahan lapar dan haus. Namun puasa sejatinya ialah menahan segala keburukan anggota tubuh yang sering kita lakukan.
Dan poin ketiga, sabar terhadap takdir Allah yang menyedihkan. Inilah praktik sabar dalam setiap aspek kehidupan. Sebab tidak semua yang kita inginkan ialah kehendak Allah. Dan seringkali yang Allah kehendaki terjadi pada kita, justru yang tidak kita senangi. Maka sabar di poin ini cakupannya lebih luas ketimbang hanya kondisi lapar dan haus di bulan Ramadan. Dan kesabaran dalam aspek ini telah diberi peringatan oleh Nabi , "Kesabaran yang sesungguhnya ialah pada awal musibah menimpa". [HR. Bukhari dan Muslim]
Ketiga poin di atas masuk dalam tujuan berpuasa. Demi menjadi hamba yang bertakwa, tentu kita harus lulus dari tiga ujian kesabaran tersebut. Karena puasa bukanlah ritual mengosongkan perut semata, jauh lebih penting dari itu puasa mengajarkan kita agar senantiasa menjaga anggota tubuh dari hal-hal yang mengandung maksiat pada Allah.
Sahabat Jabir bin Abdillah ra. pernah berpesan,
إذا صمت؛ فلتصم سمعك وبصرك ولسانك عن الكذب والمحارم ، ودع أذى الجار ولتكن عليك سكينة ووقار يوم صومك ، ولا تجعل يوم صومك يوم فطرك سواءً
"Jika engkau berpuasa, maka puasakanlah pendengaranmu, penglihatanmu, lisanmu dari dusta dan segala larangan Allah. Janganlah menyakiti tetanggamu, maka akan kau temui ketentraman dalam puasamu. Dan janganlah kau buat hari-hari Ramadan-mu sama seperti hari-hari lainnya di luar Ramadan".
Tingkatan Orang Berpuasa
Dalam kitab Ihya' Ulumiddin, Imam al-Ghazali menuturkan bahwa orang berpuasa terbagi pada tiga level esensial;
Puasa orang awam, yaitu mereka yang hanya menahan lapar, haus, hubungan suami-istri di siang Ramadan. Tingkatan pertama ini umum dilakukan muslim di berbagai belahan dunia.