Lihat ke Halaman Asli

Zia ul Haramein

Jangan mati sebelum menulis

[Renungan Ramadan] Jangan Jadi Hamba yang Merugi! (Part 2)

Diperbarui: 14 April 2021   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tidurnya Orang Berpuasa Adalah Ibadah

Ungkapan di atas tidak asing di telinga kita, bukan? Sebagian orang awam menganggapnya sebagai hadis Nabi ﷺ. Bahkan banyak ustadz kondang mendakwahkannya dan belum tahu bahwa ini adalah hadis bermasalah. Teks lengkap hadis ini ialah,

نوم الصائم عبادة وصمته تسبيح وعمله مضاعف ودعاؤه مستجاب وذنبه مغفور

"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, (pahala) amalnya berlipat ganda, doanya dikabulkan dan dosanya diampuni".

Hadis ini terdapat pada kitab Syu'ab al-Iman karya Imam al-Baihaqi dan al-Jami' al-Shagir karya Imam al-Suyuthi. Kedua imam ahli hadis ini menyatakan bahwa hadis tersebut dha'if (lemah) dan tidak dapat dijadikan hujjah (sandaran argumentasi). Setidaknya, karena di dalam transmisi sanadnya terdapat sosok Sulaiman bin Amr al-Nakha'i. Para kritikus hadis menilainya sebagai perawi yang gemar memalsukan hadis. Maka jelas hadis ini tidak sahih.

Namun bila diselami maknanya, ungkapan di atas tidak sepenuhnya salah. Kita anggap saja benar bahwa "tidurnya orang puasa adalah ibadah", maka pemahaman kita-lah yang harus disesuaikan dengan konteks ini. Menurut para ulama hadis ini bermaksud; ketika kita sedang berpuasa, dalam kondisi tidur pun, puasa kita masih tetap dinilai sah, tidak batal. Lain halnya dengan shalat, zakat, tawaf, dan ibadah lainnya yang mana tidak sah dilakukan sambil tidur.

Namun ungkapan ini tidak lantas menjadi legitimasi kita untuk bermalas-malasan sepanjang siang Ramadan. Sebab esensi ungkapan ini bukan untuk menghimbau agar kita banyak tidur sehingga banyak ibadah dan pahala. Melainkan, saat kita lelah bekerja dan beribadah dalam kondisi berpuasa, lalu kita tertidur, maka puasa kita masih tetap dinilai ibadah tanpa berkurang pahalanya sedikit pun. Maka dari itu, janganlah jadikan puasa sebagai alasan bermalasan, minim semangat, ngantuk; tapi justru hidupkanlah Ramadan dengan berbagai ibadah dan kegiatan positif. Jangan jadi hamba yang merugi!

Dua Kebahagiaan Orang Berpuasa

Lumrah kita ketahui bahwa ketika kita sedang berpuasa, salah satu cobaan terberat ialah menahan lapar dan dahaga. Detik-detik menjelang azan Maghrib adalah waktu membahagiakan yang sangat dinanti setiap harinya. Saat azan berkumandang, aliran minuman yang membasahi kerongkongan ibarat guyuran air hujan di musim kemarau. Setiap yang berpuasa tentu merasa bahagia di momen ini. Inilah kebahagiaan pertama, kata Nabi ﷺ. Ada kebahagiaan kedua yang akan dirasakan oleh setiap mereka yang rajin berpuasa. Namun kebahagiaan kedua ini statusnya masih ditangguhkan hingga hari akhir kelak. Hadisnya adalah sebagai berikut,

للصائم فرحتان ؛ فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه

"Ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa; kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabb-nya". [HR. Bukhari dan Muslim]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline