Sebagai seorang mahasiswa, pasti kita mengenal apa itu Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Biasanya KKN ini diselenggarakan oleh pihak kampus sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat di suatu desa. Tentunya KKN menjadi salah satu momen sekaligus pengalaman yang dapat menumbuhkan kesan tersendiri bagi para mahasiswa.
Berbagai macam perasaan mungkin dapat dirasakan. Contohnya, seperti saya yang merasa senang karena dapat asupan ilmu baru dan bisa memberi bantuan kepada pihak desa juga masyarakat. Kali ini saya akan berbagi salah satu momen menyenangkan saat KKN yang saya dan teman sekelompok rasakan, yaitu pergi "bertugas" sekaligus berwisata ke sebuah Desa Wisata untuk melaksanakan program kerja.
Kegiatan KKN di Desa Nagrak Selatan
Kelompok kecil 131 KKN UPI kali ini berkesempatan melaksanakan KKN di desa Nagrak Selatan, kabupaten Sukabumi. Salah satu kegiatannya adalah mengunjungi Wates Leuwi Ereng (LE). Mungkin akan terdengar bahwa kegiatan yang kami lakukan ini hanya sebagai waktu bermain saja, tetapi sebenarnya tidak.
Desa Wisata yang dimiliki oleh desa Nagrak Selatan ini memang menjadi target kami dalam merealisasikan program kerja yang telah disusun. Dengan tema Desa Berjejaring yang kami dapatkan, dan desa Nagrak Selatan yang juga telah berlabel Desa Digital, kami ingin membantu mengembangkan sumber daya yang sudah ada dengan mengombinasikan dua hal unggul dari desa ini.
Ya, benar, digital dan wisata. Caranya adalah dengan memperkenalkan Desa Wisata Wates Leuwi Ereng (LE) di media sosial Instagram milik desa, yang telah kami buat, dengan menargetkan penyebaran informasi yang lebih meluas bagi para calon pengunjung luar daerah dari berbagai usia.
Wawancara Mengenai Desa Wisata Wates Leuwi Ereng (LE)
NAGRAK --- Kamis (4/7/2022) kelompok kecil 131 KKN UPI mewawancarai Kepala Dusun desa Nagrak Selatan. Banyak informasi yang kami dapat dari beliau. Pesawahan yang dilengkapi dengan jalan setapak kayu warna-warni serta hiasan berbagai macam tanaman mampu menyegarkan mata pengunjung yang ingin melepaskan penat. Terdapat beberapa saung kecil yang disediakan oleh pengelola di beberapa bagian pesawahan.
Biasanya saung tersebut dijadikan sebagai lesehan bagi mereka yang sengaja berkunjung untuk makan bersama. Fasilitas lain seperti mushola, dapur bersama, kantin, kolam berenang, hingga gazebo untuk karaoke-an pun ada. Tak lupa spot-spot untuk berfoto juga turut hadir dalam berbagai bentuk unik.
"Hanya dengan 5.000 rupiah, pengunjung bisa mendapatkan tiket masuk ke Wates Leuwi Ereng tanpa batasan waktu." ucap Pak Suhendri, Kepala Dusun desa Nagrak Selatan. Namun, jika ingin berenang, bermain flying fox, atau arung jeram, pengunjung dikenakan biaya tambahan lagi 5.000 sampai 10.000 rupiah.
Desa Wisata tersebut bisa dibilang hampir buka 24 jam. Ketika diwawancarai, Kepala Dusun menyatakan bahwa pengelola Desa Wisata menerima siapapun yang ingin datang meski pagi buta sekalipun hingga sore. Namun, normalnya pengunjung bisa datang mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Selain itu, pengunjung juga dapat menggunakan WiFi yang difasilitasi oleh pengelola Desa Wisata Wates Leuwi Ereng (LE).