Lihat ke Halaman Asli

Zia Maulana

Mahasiswa

Microplastics: Polutan Di Mana Saja

Diperbarui: 2 Januari 2025   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menurut National Ocean and Atmospheric Administration (NOAA), Microplastic adalah kepingan-kepingan plastik yang berukuran kurang dari 5mm. Mereka merupakan pencemar lingkungan dan ancaman kesehatan yang besar, dan bisa ditemukan di banyak tempat, diantaranya: Lautan dan danau besar, tanah, makanan dan air minum, serta jaringan tubuh manusia dan hewan.

Microplastic berasal dari berbagai macam sumber, mulai dari pergesekan ban mobil dengan aspal hingga proses industri yang tidak bertanggung jawab. Tetapi, yang paling umum adalah kepingan plastik yang lebih besar terpecah menjadi kepingan Microplastic, terutama dari sampah plastik yang terapung di lautan.

Bahaya dari Microplastic berasal dari kemampuannya untuk memasuki tubuh makhluk hidup dengan mudah, dan memasuki rantai makanan. Sebuah riset menunjukkan Microplastic berdampak pada pertumbuhan, kesehatan pencernaan dan kesehatan sistem imun ikan, sehingga dapat mengancam keberlangsungan hidup biota laut. Microplastic pun dapat ditemukan di berbagai spesies ikan yang kita konsumsi, sehingga secara tidak langsung memaparkan kita kepada Microplastic.

Microplastic dapat mengancam kesehatan manusia dengan mengaktifkan beberapa respons imun seperti inflamasi, mengakibatkan koagulasi sel darah merah, menimbulkan sel kanker serta menyebabkan stres oksidatif pada sel-sel jaringan ketika terurai menjadi spesies oksigen reaktif. Pemaparan manusia kepada Microplastics juga telah dikaitkan dengan berbagai penyakit autoimun.

Dengan itu, bagaimana kita dapat mengurangi dampak mikroplastik pada ekosistem, kesehatan dan lingkungan?

  • Reduce, Reuse, Recycle
    Dengan mengurangi sampah plastik, kita secara langsung mengurangi jumlah Microplastic yang nantinya akan tersebar. Buanglah sampah dengan bertanggung jawab atau daur ulang sampah tersebut. Gunakanlah wadah yang dapat digunakan berulang kali, seperti tas Non-Woven sebagai pengganti tas plastik.

  • Hindari memanaskan wadah plastik
    Memanaskan makanan atau minuman dalam wadah plastik dapat melepaskan Microplastic kedalamnya. Gunakanlah wadah dengan bahan yang tahan panas seperti logam atau keramik. Hindari mengonsumsi minuman panas dalam wadah plastik.

  • Hindari mencuci pakaian terlalu sering
    Mencuci pakaian akan melepaskan serat-serat pakaian ke lingkungan, yang dihitung sebagai Microplastic. Ketika mencuci baju, usahakan hingga muatan penuh. Mengeringkan baju di udara terbuka lebih aman dibandingkan menggunakan pengering.

  • Hindari plastik sekali pakai
    Hindari mengonsumsi minuman atau makanan dengan wadah plastik sekali pakai, karena berpotensi untuk melepaskan Microplastic kedalamnya. Sebuah studi menunjukkan bahwa air botol mengandung lebih banyak Microplastic dibandingkan air keran.

Pada masa kini, menghindari Microplastic sepenuhnya terasa tidak realistis, tetapi kita dapat mengurangi paparan kita terhadap Microplastic. Dimulai dengan perubahan gaya hidup sederhana, seperti meningkatkan kesadaran terhadap barang-barang yang kita gunakan untuk mencuci, memasak, serta kesadaran terhadap apa yang kita konsumsi dalam keseharian kita.

Perkembangan dalam bidang nanoteknologi telah menghasilkan beberapa pendekatan untuk mengurangi Microplastic secara aktif, menggunakan nanomaterial yang canggih untuk mengurai atau menangkap Microplastic. Tetapi, hingga teknologi tersebut digunakan secara luas, kita sebaiknya mulai lebih dulu dengan cara membuang sampah dengan bertanggung jawab, serta mengurangi sampah plastik kita dengan cara daur ulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline