Lihat ke Halaman Asli

Fauziah Indryani

universitas ahmad dahlan yogyakarta

Akui Kesalahanmu Nak

Diperbarui: 6 Mei 2017   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akui kesalahan mu Nak

Mengakui kesalahan,di dalam kehidupan yang seperti saat ini. Masih banyak orang yang masih gengsi-gengsian untuk mengakui kesalahannya kepada orang lain. Sikap ini menurut saya jika baiknya di ajarkan kepada anak sedini mungkin. Karena apa? Ketika anak mulai tumbuh menjadi anak yang dewasa,dan di mana anak itu harus berkomunikasi dengan orang lain, di mana juga anak akan merasakan apa pun ketika bertemu dengan orang lain, dan membuat anak akan berfikir bagaimana caranya untuk membuat keadaan jadi baik-baik saja.

Mengakui kesalah ! ya,mungkin banyak sekali orang yang kita kenal ketika mereka berbuat kesalahan banyak yang tidak mengakuinya. Lagi-lagi faktornya karena Gengsi. Apa ini yang harus kita tanamkan kepada anak? Apa ini hal yang baik? Pastinya semua kita akan menjawab bahwa ini Tidak Baik. Bagaimna sih caranya agar kita membiasakan anak “untuk mengakui kesalahan” ?. tapi sebelum itu, kita semua pasti telah mengalami,atau pernah menemukan ada orang yang tidak mau di bilang salah. Ada sih beberapa ciri orang seperti ini yang banyak kita temukan di lingkup msyarakat. Biasanya orang tersebut :

  • Selalu merasa benar. Jangan sampai ya,nanti kita mengajarkan hal ini pada anak,karena dampaknya pun gak akan baik untuk perkembangannya
  • Tidak suka di bilang salah. Orang seperti ini memang suka membela dirinya sendiri,ketika dia memiliki jawaban atau tanggapan tidak suka jika apa yang dia berika itu d bilang salah
  • Pantang menerima nasehat. Ketika merasa benar,tidak suka jika di bilang salah,dan yang terakhir pantang menerima nasehat. Pantang ? orang yang seperti ini tidak akan menerima masukan apa pun dari orang lain,jadi ibaratkan dia mendengar,dia hanya mendengarkan melalui telingan kanan,dan buangnya lewat telinga kiri.

Jadi,sifat seperti ini bukan nya sangat menyebalkan? Apa lagi orang tua pasti tidak ingin anak-anaknya akan menjadi anak-anak dengan sikap dan sifat seperti ini. Apa lagi sangat berbahaya jika sifat tersebut sudah mendarah daging,(eh..kebiasaan maksud saya).

Lebih berbahaya lagi,ketika mereka telah tumbuh jadi anak yang dewasa,dn mengertei mengenai hal ini. Di takutkan mereka akan mencai kembing hitam. Kan kasihan kepada anak yang tidak mengetahui apa-apa jadi sasaran anak-anak dengan sikap seperti ini. Nah biasanya hal tersebut terjadi karena Faktor yang sangat utama dari KELUARGA. Biasanya ya,karena dari keluarga yang terlalu memanjakan dan senantiasa mengiyakan apapun yang di minta oleh anak. Jadinya hal itu menjadi penyebab seseorang enggan mengakui kesalahannya sendiri.

Jadi hindari itu !

Ada beberapa hal yang harus kita ajarkan pada anak. Sedini mungkin apa penting? Iya sangat penting. Karena,kebiasaan-kebiasaan baik ini lah yang akan membuat anak di sukai ketika berada pada kehidupan masyarakat. Yang pertama sebagai orang yang sangat dekat dengan anak,yang menjadi sekolah pertama untuk anak dalam kehidupannya. Ajari dia untuk :

  • Ajari anak Menjadi pribadi yang Humble. Sikap yang pertama ini adalah modal utama yang harus kita ajarkan. Mengapa rendah hati adalah hal yang pertama kita ajakan. Karena ,ketika anak sudah memiliki sikap ini, anak akan dengan mudah untuk berbaur dengan orang lain. Dan ketika anak mulai merasa bahwa dia salah,dan dia harus menerima masukan dari orang lain,ya tidak akan masalah untuknya. Tapi, kita juga harus bisa mengajarkan dengan kebiasaan dan jangan ada paksaan ketika mulai mengajarkan.
  • Ajari anak bertutur kata yang baik. Ketika di dalam keluarga di biasakan untuk bertutur kata yang baik, ketika di mana pun anak akan terbiasa dengan itu. Contohnya ,ketika anak salah,anak akan segera minta maaf, ketika selasai di bantu,akan mengucapkan terimaksih dan ketika ingin meminta bantuan dengan sopan santun dan etika yang baik.
  • Dan yang terakhir, biasakan anak anak untuk memberi bukan meminta. Karena apa mental kaya dab mental pahlawan juga milik orang-orang yang lebih suka memberi dan yang mau mengakui kesalahannya.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline