Sejarah merupakan jendela yang membuka pintu menuju masa lalu, memungkinkan kita untuk memahami dan menghargai perjalanan panjang peradaban manusia. Di tengah keruwetan narasi sejarah, Leopold von Ranke, seorang sejarawan sekaligus filsuf asal Jerman yang lahir pada tahun 1795, menegaskan bahwa tugas utama sejarawan adalah merekonstruksi peristiwa sejarah. Ranke memandang sejarah sebagai catatan fakta-fakta objektif yang dapat diungkapkan melalui penyelidikan teliti dan pemahaman mendalam terhadap sumber-sumber sejarah.
Pemikiran Leopold von Ranke dalam memandang peran seorang sejarawan dapat dihubungkan dengan teori Historisme, yang menganggap bahwa penelitian sejarah harus bermula dari pemahaman konteks historis pada masa silam. Dalam kajian filsafat, Historisme dikategorikan sebagai aliran "Imanensi," dimana ide-ide historis ada dalam kenyataan sendiri. Dalam pandangan Historisme, ide historis dilihat sebagai kemampuan khas suatu periode untuk mengembangkan bentuk-bentuk kultural, sosial, dan lainnya yang mencerminkan ciri khas dari kurun waktu tersebut. Von Ranke, dengan fokus pada keakuratan fakta dan objektivitas, dapat dianggap sebagai seorang yang memahami bahwa untuk memahami suatu peristiwa, sejarawan harus meresapi konteks sejarahnya, merasakan ide-ide yang mendominasi masa tersebut, dan menggali sumber-sumber sejarah yang memberikan gambaran yang tepat.
Pemahaman tersebut mendorong Ranke untuk mengekspresikannya dalam bukunya yang berjudul "Histories of the Latin and Teutonic." Dalam karyanya ini, ia menjelaskan bahwa sejarah tidak sekadar merupakan rangkaian kejadian statis, tetapi lebih dari itu, sejarah adalah bentuk perubahan yang dinamis dan saling terhubung antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Leopold von Ranke kemudian memainkan peran kunci dalam dunia historiografi, yang menekankan bahwa sejarah bukanlah seni seperti penulisan seni atau karya sastra. Baginya, penulisan sejarah memerlukan penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber yang digunakan untuk mencapai kebenaran sejarah. Fokusnya pada dokumen sebagai sumber sejarah tidak hanya menggarisbawahi pentingnya dokumentasi, tetapi juga mengajukan perlunya sikap kritis terhadap berbagai jenis dokumen yang digunakan dalam penelitian sejarah.
Konsep sejarah yang dikembangkan oleh Ranke dikenal sebagai "sejarah yang saintifik," yang mengimplikasikan objektivitas mutlak dalam penulisan sejarah. Ia mendukung ide bahwa kebenaran sejarah dapat dibuktikan secara saintifik dan objektif. Sikap kritisnya terhadap penulisan sejarah membuatnya diakui sebagai Bapak Sejarah Kritis Modern. Bagi Ranke, tujuan utama dari kajian sejarah adalah merekonstruksi peristiwa sebagaimana adanya, sesuai dengan fakta aslinya, tanpa adanya distorsi atau penilaian subjektif.
Konsep "wei es eigentlich gewesen" (apa yang sebenarnya yang terjadi) menjadi landasan utama bagi pendekatan historiografi Ranke. Dalam pandangannya, mengkaji sejarah bertujuan untuk menggambarkan peristiwa sejarah seakurat mungkin, tidak untuk menghakimi masa lalu atau memenuhi kepentingan masa depan. Ungkapan tersebut menjadi ciri khas dan poin sentral dalam pemikiran sejarahnya, meneguhkan komitmen untuk mencapai objektivitas dan kebenaran sejarah sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Dapat disimpulkan bahwa Leopold von Ranke menganggap sejarah sebagai catatan fakta objektif yang dapat diungkapkan melalui penelitian terhadap sumber-sumber sejarah. Pendekatannya mencerminkan pandangan Historisme, di mana ide-ide historis dianggap ada dalam kenyataan sendiri dan perlu dipahami melalui konteks historis pada masa silam. Leopold von Ranke menekankan pentingnya memahami konteks sejarah, merasakan ide-ide yang dominan pada masa tersebut, dan menggali sumber-sumber sejarah untuk merekonstruksi sebuah peristiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H