Sewaktu pindah rumah dua tahun lalu, pekarangan rumah kami telah penuh dengan pohon pisang. Karena terlalu penuh, sebagian besar pohon pisang kami tebang hingga menyisakan serumpun saja untuk menjadi banana circle.
Apa itu?
Dalam permakultur, banana circle merupakan salah satu komponen yang cukup penting. Banana circle berarti cekungan tanah yang dikelilingi oleh pohon pisang. Cekungan tersebut dapat diisi oleh material organik seperti daun-daunan kering, rumput yang telah disiangi, atau bisa juga sampah dapur.
Materi organik di dalam cekungan tersebut akan terurai dan menjadi nutrisi bagi pohon pisang di sekelilingnya. Bisa dibilang, banana circle adalah salah satu jenis komposter.
Lazy composter
Berbeda dengan metode komposter ember yang perlu perlakuan khusus, mengompos dengan banana circle terbilang sangat mudah.
Material organik yang hendak dikompos cukup ditaruh saja, tidak perlu diaduk. Dalam 3-6 bulan, kompos sudah terbentuk dan dapat dipanen.
Pohon pisang merupakan pohon yang menyimpan banyak air pada batangnya. Pangkal batangnya pun memiliki kelembaban yang tinggi. Karena pohon pisang hidup berrumpun dengan beberapa pohon pisang lain, kelembaban di pangkal rumpun pisang jadi sangat tinggi.
Kelembaban ini disenangi oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Bakteri dan jamur inilah yang menjadi agen pengurai materi organik pada banana circle.
Bagaimana cara membuatnya?
Sederhananya, banana circle bahkan hampir tidak perlu dibuat. Rumpun pisang berisi 3-5 pohon pisang pun dapat disebut banana circle dan pusat rumpunnya sudah dapat digunakan untuk mengompos.
Namun apabila menghendaki komposter yang lebih besar, dapat dilakukan tips berikut ini: