Empat bulan yang lalu, kami membuat kandang ayam di halaman belakang rumah kami. Sebagai pegiat sustainable living, kandang beserta ayam di dalamnya menjadi krusial untuk dimiliki. Selain sebagai sarana ketahanan pangan, kandang ayam juga menjadi komponen daur hidup karena berfungsi sebagai komposter juga.
Kami mendesain kandang ayam sesuai dengan prinsip permakultur. Tidak seperti kandang ayam pada umumnya, kandang ayam kami hanya terdiri dari empat bilah bambu yang ditegakkan, diberi dinding jaring-jaring dan diberi atap. Alas kandang kami tutup dengan sekam padi sebagai mulsa. Tak lupa kami beri bilah bambu yang melintang di tengah kandang sebagai tempat untuk ayam bertengger.
Kandang kami berukuran 1,5 meter x 1,5 meter dengan tinggi 2 meter. Dengan ukuran demikian, kami isi kandang ayam kami dengan 1 ayam kampung jantan dan 3 ayam kampung betina.
Banyak sekali manfaat yang kami rasakan sejak memelihara ayam di halaman belakang rumah kami. Diataranya:
1. Sebagai komposter
Sebelum memelihara ayam, kami mengolah sampah organik menjadi kompos menggunakan komposter ember. Tapi ternyata mengompos dengan komposter ember memerlukan niat yang kuat dan usaha yang cukup besar.
Kami harus rajin menumpuk (layering) unsur hijau (sampah dapur) dengan unsur coklat (dedaunan kering) dan mengaduknya secara rutin ketika komposter telah penuh.
Dua ember cat besar pun ternyata tidak muat untuk mengolah sampah dapur kami. Walhasil sebagian sampah dapur tetap tidak dapat terolah menjadi kompos.