Lihat ke Halaman Asli

Review Buku The Memories of Algebra karya TATAMARAAA

Diperbarui: 4 Juli 2024   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

The Memories Of Algebra, karya TATAMARAAA
Ketika angka bercerita, lalu membuatmu jatuh cinta

D kuadrat terpilih menjadi perwakilan olimpiade matematika untuk sekolah, D itu adalah Davia dan Devan. Davia, cewek yang kerap kali menjadi bahan ejekan teman-temannya karena postur tubuhnya yang gendut dipersatukan sebagai tim dengan Devan yang merupakan cowok cool idola satu sekolah. 

Bagaimana perjalanan tim mereka? Selain banyak teman yang meremehkan Davia, Davia juga harus bertempur dengan diri sendiri, dengan dunia keduanya yaitu roleplay. Dunia mana yang akan Davia pilih? Dunia nyata dimana dia harus berjuang memenangkan olimpiade bersama Devan atau dunia maya yang selalu menyayangi apapun kondisi Davia?


Sudut pandang buku ini diceritakan oleh Davia yang menggambarkan remaja sedang menyelami dirinya. Alur buku ini menggunakan alur maju menemani Davia dari awal pemilihan anggota olimpiade sampai setelahnya. Latar tempat buku ini seputar sekolah SMAnya, taman, Rumah sakit, Rumah Davia, Rumah Devan, dan lain sebagainya yang tidak diceritakan begitu detail bagaimana bentuknya. 

Namun dalam latar suasana, cerita ini memiliki perasaan yang kompleks hingga membuat pembacanya ikut bingung harus memilih antara dunia nyata dan dunia maya Davia.


Saya senang dengan tokoh utama dalam cerita ini mereka memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, Davia yang tidak care terhadap dirinya dan berusaha berbohong untuk menerimanya sedangkan Devan yang terlalu ambis mementingkan egonya sendiri sebagai bukti mencintai diri malah sebaliknya. Serta dengan tokoh penunjang yang saya tidak senang terhadapnya yaitu Rangga dan Melisa karena selalu menganggu Davia. Akan tetapi, tim tersebut selalu menginginkan dan berusaha untuk yang terbaik kedepannya.

"Jangan biarin siapa pun ngeledek atau ngehina lo. Jangan sampe mereka ngerjain lo dan ngerasa berhak berbuat apa aja sama lo. Lo harus care sama diri lo sendiri, seburuk apa pun diri lo menurut lo. Paham?" Itu adalah kata-kata yang dikatakan Devan hingga membuat Devia mulai tersadar untuk lebih mencintai dirinya.

Buku ini mengajarkan kita untuk mencintai diri terlebih dahulu sebelum memberikan kasih sayangmu kepada orang lain serta membuat kita lebih sadar akan prioritas yang harus didahulukan. Sangat cocok bagi remaja yang ingin ikut merasakan kisah dengan rumitnya pikiran dan perasaan.

8,5/10




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline