Lihat ke Halaman Asli

Susanti Susanti

Apoteker Susanti

Pantai Losari di Tiga Hari, Tiga Waktu

Diperbarui: 18 Juni 2022   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Losari di Tiga Hari, Tiga Waktu (Dokpri)

Pantai Losari merupakan salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Makassar. Selain berada di tengah kota, beberapa kuliner terkenal dan legendaris, serta bangunan ikonik juga terdapat di sekitarnya. Untuk memasuki kawasan Pantai Losari ini gratis, dan bersyukur sekali, saya diberi kesempatan untuk menikmati keindahan Pantai Losari di tiga hari yang berbeda pada tiga waktu yang berbeda pula.

30 April 2022 jam 10 malam

Pertama kali saya mengunjungi Pantai Losari, adalah diajak oleh teman untuk makan Pisang Epe di Pantai Losari. Iya, Pisang Epe merupakan salah satu kuliner khas Makassar, yaitu pisang yang dibakar, lalu disirami saus gula merah. Kini, pedagang menjajakan pisang epe dengan varian rasa berbeda-beda, seperti rasa coklat, keju, durian, dan lain-lain.

Pisang Epe Mandiri, 30 April 2022 (Dokpri)

Kami mencobanya yang di Pisang Epe Mandiri, salah satu penjual pisang epe legendaris di Pantai Losari. Lokasinya di pojok salah satu persimpangan jalan. Meja dan kursi pun dijejerkan di sepanjang jalan tersebut. Malam itu, pengunjung sangat ramai di Pisang Epe Mandiri ini. Saat kami makan, ada pula pengamen yang datang menghibur.

Pisang Epe Mandiri, 30 April 2022 (Dokpri)

Bentuk pisang epe ini adalah sudah dipipihkan, dan saat dimakan teksturnya agak alot. Sebenarnya, bagiku pisang Epe ini kemanisan banget, jadi agak eneg kalo makan sendiri seporsi begini. Tetapi, sebagai salah satu makanan khas, saya pikir semua wisatawan perlu mencobai setidaknya sekali.

Pantai Losari, Makassar, 30 April 2022 (Dokpri)

Setelah makan pisang epe, kami berjalan di sekitar Pantai Losari, dan Masjid Amirul Mukminin. Malam itu, kami hanya memandangi Masjid 99 kubah yang megah dari seberang, tetapi karena cahaya yang terpancar terbatas jadi keindahan dan keeleganannya di malam hari juga terbatas. Namun, ada bayangan Masjid 99 Kubah yang jatuh tepat di air laut yang tenang, ini membuat potret menjadi sungguh estetik. Kami juga singgah ke galeri seni di sini, lukisan-lukisan tertata cukup padat di dalam ruangan yang tidak terlalu luas itu.

Lalu, kami numpang berfoto di kapal Pinisi yang sedang berlabuh di pinggir laut. Kapal pinisi merupakan kapal tradisional Makassar yang cukup megah, layaknya kapal pesiar ala suku Bugis. Biasanya kapal ini disewakan bagi pengunjung yang ingin mengelilingi lautan sekitar Sulawesi Selatan, dan juga menjadi pilihan untuk acara kumpul keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline