Lihat ke Halaman Asli

Kritik terhadap Transportasi Umum di Jakarta, Sudah Cukup Baik, Tetapi...

Diperbarui: 3 Juli 2024   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sejak beberapa tahun terakhir, Kota Jakarta terus mengalami pertumbuhan di berbagai sektor, termasuk transportasi umum yang meningkat secara signifikan. 

Mulai dari pembenahan dan perbaruan armada serta halte bus transjakarta, modifikasi dan perubahan angkutan kota menjadi Mikrotrans, hingga penambahan beberapa moda transportasi publik yang baru seperti MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit). 

Semua perkembangan tersebut membuat keadaan transportasi umum di Jakarta semakin baik dan terintegrasi ke seluruh wilayah Jakarta. Akan tetapi, di balik itu masih ada beberapa yang harus diperhatikan dan dibenahi.

  • Sarana dan Pra-sarana Transportasi yang Tidak Ramah Difabel.

Hal pertama dijadikan perhatian dan diperbaiki lebih lanjut adalah keadaan sarana dan pra-sarana transportasi umum di Jakarta yang masih belum ramah difabel, meskipun telah dilakukan peningkatan yang berarti. 

Salah satu contohnya adalah tangga menuju halte, baik Transjakarta, Commuter Line, maupun MRT dan LRT yang terkadang tidak bisa diakses oleh pengguna kursi roda dan orang-orang difabel lainnya. Belum lagi lift yang seharusnya bisa membawa mereka menuju halte malah justru seringkali mati, error, dan tidak bisa digunakan. 

Solusi yang ditawarkan adalah perbaikan segera bagi lift-lift yang macet atau error agar bisa segera dipergunakan kembali dan memperbanyak akses yang mudah dilalui oleh kawan difabel seperti penggunaan ramp di setiap halte, tidak melulu dengan lift jika anggaran terbatas.

  • Jalur yang Masih Bercampur dengan Kendaraan Pribadi.

Kebanyakan jalur dari transportasi umum di Jakarta masih bercampur dengan kendaraan pribadi atau yang lainnya, terutama untuk Transjakarta dan Mikrotrans. Transportasi sektor publik memang tidak melulu harus mempunyai jalur tersendiri mengingat tidak semua wilayah di Jakarta memiliki jalanan yang lebar, terlebih transportasi umum diwajibkan untuk terintegrasi. 

Keadaan bercampurnya transportasi umum dengan kendaraan lain ini pasti akan menyebabkan kemacetan dan keterlambatan bagi transportasi umum, lebih-lebih pada rush hour. 

Sebagai jalan keluarnya, yang harus dilakukan adalah pemisahan antara jalur transportasi publik dengan kendaraan yang lain di jalanan yang lebar. Sementara untuk jalanan yang sempit, dibuat regulasi dan sosialisasi tentang pengguna jalan yang harus mendahulukan transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi.

  • Armada yang Kurang Memadai.

Masalah yang terakhir tentang transportasi umum di Jakarta adalah beberapa armadanya yang masih kurang mencukupi kebutuhan masyarakat di kota metropolitan ini. Hal itu akan mengakibatkan kepadatan dan penumpukan penumpang transportasi umum, apalagi ketika rush hour orang-orang berangkat atau pulang bekerja. 

Kekurangan armada ini terjadi pada beberapa koridor Transjakarta dan juga Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline