Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Di Traffic Light

Diperbarui: 10 Maret 2019   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Ah,,,itu lampu merah yang disitu menyala, aku dan teman teman berlomba berlarian menuju posisi masing masing ke arah pengendara pengendara itu, entah merdu atau sumbang ku bersenandung lagu, berharap belas kasih diberi uang.

Yess,,, saya dapat seribu rupiah senangnya minta ampun, kucoba peruntungan lagi ke pengendara lainnya, tapi lampu hijau sudah menyala, maka berlarilah kami mencari peluang ke traffic light yang lampunya menyala merah.

Begitulah detik demi detik kerjaku di traffic light, aku tak punya bapak tak punya ibu, kata embahku mereka sudah mati, tapi yang ku dengar bapak ibuku pergi entah kemana rimbanya.

Aku tinggal bersama nenek, beliaulah yang menyuruh saya mengamen, karena sudah tak kuat lagi bekerja, jadilah aku membantu nenek ku, kerjaku sering diuber satpol pp, sehingga harus pintar pintar bersiasat supaya tak tertangkap, begitulah sehariku di traffic light.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline