Adzan maghrib 10 dzulhijah telah berkumandang
Pertanda idhul adha telah bertandang
Takbir di mesjid dan musala saling melantang
Sementara anakmu ini masih di rantau seberang
Entah ini lebaran ke berapa tidak pulang
Berkutat dengan ambisi dan semangat juang
Ambisi diri yang entah sekedar eksistensi
Tapi tetap rindu pulang tak bisa dipungkiri
Bulir embun di ujung netra tak mampu dibendung
Meski berusaha tak tumpah membasah bumi
Oh ibu, anakmu rindu sudah sangat merundung
Ingin rasanya laut itu direnangi
Oh Allah, jika rindu pulang sebegitu dahsyatnya
Rindu malaikat tak bersayapku sangatlah membuncah kalbu
Rindu untuk perempuan yang disebut sebagai ibu
Rindu anak yang ingin dipangku
Akankah rindu 'pulang' yang sesungguhnya juga seperti itu
Yang harusnya lebih berat dari rindu yang dikatakan oleh Dilan itu
Rindu yang harus dipupuk setiap waktu
Dengan keinginan yang harusnya menggebu
Menyiapkan perbekalan dari Senin hingga Minggu
Perbekalan penuh menuju keharibaan Tuhanku
Dengan berjalan di aturan agar tak buntu
Bersiap pulang menemui ibu
Lebih bersiaplah untuk pulang menuju Penciptamu
Yang pasti memanggilmu kembali tanpa hitung waktu
Sudah siapkah aku, kamu?
Masihkah ada rindu?
Masihkah rindu menggebu?
Masihkah mampu berkata rindu?
Rindu oh rindu
Rindu kepada Tuhanku
Juga kepada ibu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H